LINIKATA.COM, GROBOGAN – Serangan hama tikus yang kian masif di sejumlah wilayah Kabupaten Grobogan menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Anggota Komisi C DPRD Grobogan, Sukanto, menyoroti tingginya serangan hama tikus di Kecamatan Kradenan dan Pulokulon yang menyebabkan kegagalan panen bagi banyak petani.
“Hama tikus ini sudah sangat meresahkan. Gropyokan memang masih berjalan, dengan insentif Rp2.000 per ekor, namun belum cukup efektif,” ujar anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Selasa (22/7/2025).
Pihaknya tengah menyusun konsep penanggulangan hama secara menyeluruh, bekerja sama dengan Dinas Pertanian, petugas penyuluh lapangan (PPL), dan pemerintah desa.
Baca juga: Tikus Jadi Mimpi Buruk Petani Pati: Disetrum, Diobat, Diplastik Masih Ada
“Nanti kami akan rapatkan. Tidak hanya di Kradenan dan Pulokulon, tapi juga di Toroh yang juga mengalami serangan tikus. Kami akan undang Dinas Pertanian dan perwakilan kelompok tani. Targetnya, kami tidak sekadar menunggu laporan, tapi mencari formula konkret agar tikus tidak merajalela,” tegas Sukanto.
Menurutnya, hama tikus merupakan fenomena musiman yang berpindah-pindah lokasi. Karena itu, pola penanganannya harus disesuaikan dengan kondisi lokal.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian dan Pangan, Dinas Pertanian Grobogan, Pujiyono, membenarkan bahwa wilayah Grobogan merupakan daerah endemis organisme pengganggu tanaman (OPT) tikus. Menurutnya, perubahan iklim turut memicu ledakan populasi tikus.
“Untuk menekan populasi, kami terus melakukan gerakan pengendalian (gerdal) tikus hampir setiap hari dan mengembangkan rumah burung hantu sebagai predator alami tikus,” jelasnya.
Baca juga: Krompyongan: Cara Unik Petani Desa Wuwur Pati Basmi Hama Tikus
Pujiyono menambahkan, sistem tanam jempolan juga menjadi solusi adaptif menghadapi iklim. Petani mulai menerapkan pola tanam cepat dengan metode ‘menjemput panen’ — di mana sebelum panen palawija seperti jagung, petani sudah menanam padi di sela lahan.
“Karena sistem pertanian di Grobogan berbasis tadah hujan, pola tanam cepat menjadi strategi untuk memaksimalkan hasil di tengah perubahan cuaca,” tandasnya. (LK5)
Editor: Ahmad Muhlisin