LINIKATA.COM, DEMAK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menargetkan pembangunan Hybrid Sea Wall atau tanggul laut hibrida di Kabupaten Demak pada September 2025. Tanggul ini akan membentang dari Sayung Demak hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara dengan estimasi anggaran 1,7 triliun dri Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Hybrid Sea Wall ini dibangun untuk meneruskan proyek Giant Sea Wall dari Semarang hingga Sayung Demak yang terintegrasi dengan Jalan Tol. Pembangunan ini merupakan upaya mitigasi dampak rob yang meluas jika tol laut selesai dibangun.
Dalam kunjungan ke Demak, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, mengatakan, finalisasi pembangunan Hybrid Sea Wall telah dilaksanakan bersama ahli dari Universitas Diponegoro, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, dan Badan Pertahanan Nasional (BPN) Demak.
Baca juga: Banjir Rob Tidak Mau Surut, Pemkab Demak Harap Tanggul Laut Segera Terealisasi
Menurutnya, tanggul ini didesain dengan kombinasi beton ringan berupa kelontong untuk menahan ombak. Konsepnya, konstruksi beton kelontong ringan itu ditata tiga tumpuk ke atas lalu diisi material hasil pengerukan sedimentasi sungai, sehingga mampu menjadi media tanam mangrove.
“Tujuannya agar membentuk ekosistem mangrove baru secara alami di kawasan pesisir. Dari sisi pembiayaan konsep ini dinilai lebih murah,” jelasnya.
Menurutnya, penanganan banjir dan rob berbasis alam tersebut cocok dengan karakter tanah di Pantai Utara (Pantura) Jawa yang secara geologi merupakan tanah muda atau lunak.
“Hari ini saya tanyakan langsung pada masyarakat apakah rob ini bencana atau apa, karena kalau berbicara bencana tidak hanya soal butuh apa tapi pastinya juga tentang kemanusiaan. Oleh karena itu, penanganan banjir rob ini juga harus melibatkan semua elemen tidak hanya Pemerintah Pusat, provinsi atau kabupaten, tapi masyarakat harus mendukung dan gotong royong“ katanya.
Baca juga: Banjir Rob 3 Pekan Belum Surut, Kerugian Warga Sayung Demak Capai Ratusan Juta Rupiah
Setelah finalisasi dilakukan, lanjut dia, Pemkab Demak sendiri meminta waktu 1 bulan untuk melakukan kajian tanah. Pemkab juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait proyek ini, terutama pada daerah yang akan dilalui pembangunan Hybrid Sea Wall.
“Pekerjaan Hybrid Sea Wall juga direncanakan menjadi proyek multi years dengan harapan, pekerjaan lebih teliti, matang, dan berdampak maksimal. Pemerintah berharap pembangunan ini mendapat dukungan dari masyarakat, demi menyelamatkan Demak dari banjir,” tukasnya. (LK4)
Editor: Ahmad Muhlisin