LINIKATA.COM, PATI – Di tengah usaha potong rambut yang menjamur, Supardi (53) punya ide berbeda untuk mencari pelanggan. Alih-alih mendirikan tempat permanen, ia justru blusukan ke perkampungan untuk memasarkan jasanya.
Seperti tukang cukur pada umumnya, Warga Desa Wedusan, Kecamatan Dukuhseti, Pati itu juga punya peralatan lengkap, mulai dari alat cukur elektrik, gunting, sisir, sikat, celemek, hingga kursi plastik.
Setiap hari, dia berkeliling dengan mengendarai sepeda motor tua. Peralatan cukur ia taruh di dalam tas hitam yang warnanya sudah memudar.
Baca juga: Musim Baratan, Harga Rajungan di Rembang Melonjak hingga Rp110 Ribu Sekilo
“Saya memang gak buka kios, karena sudah banyak. Saya pilih keliling saja, biar tidak terlalu bersaing,” ungkapnya, Sabtu (8/11/2025).
Meski baru memulai usahanya sejak Agustus 2025 lalu, rupanya usaha potong rambutnya sudah punya cukup banyak pelanggan. Supardi mengaku, setiap harinya keliling ke desa-desa secara bergantian. Bahkan sampai ke luar kabupaten, yang wilayahnya berbatasan dengan Pati, yaitu Kecamatan Donorojo, Jepara.
“Kalau ke utara biasanya sampai Karangsari (Jepara), Puncel Tambak dan sekitarnya. Kemudian kalau ke Selatan, ya sampai Wedusan,” sebutnya.
Dalam sehari, rata-rata ia mendapatkan konsumen sebanyak 10 hingga 12 orang. Sedangkan untuk jasa potong rambut, ia patok sebesar Rp10 ribu, baik untuk dewasa maupun anak-anak.
“Kalau ramai, ya biasanya pas mau Lebaran atau tahun baru. Itu yang ramai,” imbuhnya.
Baca juga: Siapa Sangka Bunga Kopi Ternyata Bisa Dibuat Jadi Teh Beraroma Wangi
Salah satu pelanggan, Ali Ahmadi, mengaku rutin menggunakan jasa potong rambut dengan Supardi. Ia pun mengaku senang, karena tidak susah payah lagi ke tempat tukang potong rambut, karena sudah datang ke rumah, sehingga hemat waktu dan tarifnya juga murah
“Iya sebulan sekali bisanya potong. Biasanya Pak Pardi-nya mampir ke sini. Sudah tahu dia kalau waktunya potong rambut,” ungkap warga Wedusan itu. (LK1)
Editor Ahmad Muhlisin














