LINIKATA.COM, PATI – Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), Supriyono, membantah tudingan Ahmad Husein yang menyebut gerakan massa yang mengawal Panitia Khusus (Pansus) Pemakzulan Bupati Pati, Sudewo sudah ditunggangi politik.
“Terkait yang disampaikan aliansi ditunggangi politik itu tidak benar. Kami tetap komitmen mengawal aspirasi memprotes kebijakan yang tak pro rakyat dan menyusahkan masyarakat,” tegasnya di Posko Penggalangan Donasi Demo KPK, Rabu (20/8/2025).
Pria yang akrab disapa Botok itu justru bersyukur Husein keluar dari gerakan, karena statementnya sering membawa kegaduhan di aliansi. Dia juga mengaku tak mempermasalahkan keputusan Husein lebih memilih merapat ke Bupati Pati Sudewo.
“Kami siap melawan pemimpin yang sombong, arogan, pembohong, dan penipu rakyat. Kami akan menjaga muruah serta harkat martabat rakyat Pati,” ujar dia.
Dirinya pun mengungkapkan AMPB tetap berkomitmen mengawal Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo dan kasus dugaan korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Pihaknya sudah punya tim khusus serta tim hukum untuk mencermati jalannya pansus.
“Kami ada tim hukum dari LBH teratai dan aktivis. Mereka selalu mengawal jalannya jalannya pansus,” ujar dia.
Untuk mengawal kasus dugaan korupsi Sudewo di KPK, pihaknya sudah mendirikan posko penggalangan donasi di depan Kantor Bupati Pati sejak Selasa (19/8/2025). Gerakan donasi Rp5.000 itu akan digunakan untuk memberangkatkan massa demo ke Gedung KPK di Jakarta pada 2-3 September 2025.
“Kami pilih Rp5 ribu agar terjangkau semua masyarakat. Bahwa ini gerakan dari seluruh warga Pati. Rupanya antusiasnya cukup tinggi. Hanya semalam sudah terkumpul hampir Rp2 juta,” terangnya.
Baca juga: Demo Pati Jilid 2 Batal, Husein Klaim Sudah Damai dengan Bupati Sudewo
Tidak tanggung-tanggung, Botok mengklaim sudah ada 500 lebih orang yang menyatakan kesediaannya untuk ikut aksi di Jakarta. Pihaknya juga sudah menyiapkan puluhan armada yang terdiri dari bus dan truk.
“Kita bawa bus sama truk. Truk yang terdata sudah 20 lebih. Kalau bus baru 2,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad MuhlisinÂ