LINIKATA.COM, PATI – Nelayan tradisional di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati tak bisa melaut karena sepanjang aliran Sungai Silugonggo sering dipenuhi tanaman eceng gondok.
Koordinator Nelayan Tradisional Juwana, Daman, menyebut, efek tanaman yang menutupi aliran air tersebut membuat seratusan nelayan tradisional di sejumlah desa tak bisa mencari ikan.
“Sekitar 150 perahu (tak bisa melaut). Khususnya di Desa Bumirejo, Bendar, dan Kedungpancing,” ucap dia, Kamis (3/7/2025).
Baca juga: Sudewo Akan Sulap Pasar Yaik jadi Seperti Bundaran HI pada 2026
Daman mengungkapkan, selama sebulan ini pihaknya sudah lima kali tak bisa melaut. Kondisi ini membuat para nelayan tradisional mengalami kerugian. Ia menghitung, satu nelayan bisa kehilangan hingga Rp200 ribu dalam sehari.
“Kerugian kalau musim kemarau basah paling tidak satu minggu lima kali tidak bisa melaut. Kalau dihitung nominal per harinya Rp200 ribu, itu satu nelayan,” ungkapnya.
Daman menilai, banyaknya eceng gondok ini sejak beroperasinya Bendung Karet yang berada di Desa Bungasrejo Kecamatan Jakenan Pati. Menurutnya, bendungan tersebut membuat tanaman eceng gondok sulit dikendalikan.
Ia menjelaskan, Bendung Karet bertujuan untuk menghalau air asin naik. Namun menurut Daman, bendungan itu justru berdampak terhadap nelayan.
Baca juga: Krompyongan: Cara Unik Petani Desa Wuwur Pati Basmi Hama Tikus
Mengingat, eceng gondok ini bisa tumbuh di air payau, sehingga ketika ada kiriman air dari kawasan hulu, enceng gondok tersebut akan terbawa ke muara dan menutup akses nelayan.
“Adanya eceng gondok ini setelah ada Bendung Kempes (Bendung Karet) aktif. Itu memang menyusahkan nelayan di wilayah Juwana,” jelasnya.
Ia pun berharap ada perhatian dari pemerintah terkait nasib para nelayan ini. Menurutnya, harus ada solusi dari pihak terkait supaya eceng gondok tak menutup akses nelayan.
“Kami minta agar pemerintah memberi solusi agar eceng gondok itu diangkat yang jangan sampai mengganggu nelayan. Paling tidak dari pemerintah memfasilitasi supaya sebelum eceng di larung ke Utara, karena sangat mengganggu nelayan, agar pemerintah solusi agar sampah tersebut diangkut dan dibuang ke darat,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin