LINIKATA.COM, PATI – Harga kopi di tingkat petani Kabupaten Pati anjlok hingga menyentuh Rp40 ribu per kilogram. Kondisi ini membuat petani harus putar otak untuk tetap meraih keuntungan, seperti mengolahnya menjadi siap seduh.
Salah seorang petani kopi di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Sumiati menyebut, anjloknya harga kopi itu diperkirakan lantaran tengah panen raya. Penurunan harga kopi itu sudah terlihat sejak pertengahan Agustus hingga September ini.
“Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya,” terang Sumiati, Sabtu (20/9/2025).
Baca juga: Siapa Sangka Bunga Kopi Ternyata Bisa Dibuat Jadi Teh Beraroma Wangi
Salain itu, lanjut dia, penurunan ekspor juga jadi salah satu sebab anjloknya harga kopi. Mengingat, saat ini Brasil, sebagai salah satu pengekspor kopi terbesar, juga sedang panen raya. Beruntung, permintaan dari lokal Indonesia masih cukup tinggi, sehingga harga kopi tidak langsung terjun bebas.
“Saat ini petani biasanya memilih untuk menyimpan dulu. Kalau permintaan tinggi atau harga mulai naik baru dijual secara bertahap. Lebih tergantung kebutuhan,” ucap dia.
Sumiati juga menyebut sekarang ini para petani juga banyak yang enggan menjual secara langsung biji kopi. Tak sedikit petani yang kini memilih mengolah kopinya menjadi siap seduh dalam kemasan.
Siasat dalam pengolahan kopi itu sendiri diyakini petani mampu menaikkan harga. Untuk setiap kopi siap saji kemasan satu kilogram bisa dibanderol harga hingga Rp150 ribu.
Baca juga: Nikmatnya Kopi Peninggalan Belanda di Pegunungan Muria Pati
“Kalau setengah kilo biasanya Rp80 ribu sementara seperempat kilo dihargai Rp40 ribu. Ini semua tergantung jenis dan cara pengolahannya juga,” jelas dia.
Untuk penjualan, selain dijual secara langsung, tak sedikit petani yang mulai merambah penjualan online. Kemudahan dalam marketplace membuat para petani bisa memasarkan kopinya dengan lebih luas.
“Meski begitu, tentu kami berharap ada perhatian dari pemerintah terutama dalam menstabilkan harga kopi. Sehingga setiap panen raya kopi, para petani tidak kebingungan dan tetap bisa mereguk keuntungan,” ucap dia. (LK2)
Editor: Ahmad Muhlisin