LINIKATA.COM, PATI – Sejumlah proyek infrastruktur di Kabupaten Pati tak jadi dilaksanakan sebagai imbas pembatalan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Mengingat, proyek-proyek itu rencananya akan menggunakan anggaran dari PBB-P2.
Bupati Pati, Sudewo, mengatakan, pembatalan itu dia ambil setelah mencermati situasi dan kondisi, juga mengakomodir aspirasi yang berkembang di masyarakat.
”Memang ada konsekuensi beberapa pekerjaan yang dimasukkan dalam perubahan anggaran 2025 tidak bisa berjalan. Ada beberapa infrastruktur yang dimasukkan di situ yang merupakan janji kami mengakomodir kepala desa juga tidak bisa berjalan,” ungkap Sudewo saat jumpa pers, Jumat (8/8/2025).
Baca juga: Bupati Pati Sudewo Resmi Batalkan Kenaikan PBB-P2 Sampai 250 Persen
Sejumlah proyek infrastruktur tersebut di antaranya perbaikan RSUD RAA Soewondo hingga revitalisasi Alun-Alun Pati. Umumnya proyek yang dibatalkan merupakan proyek yang dianggarkan dalam APBD perubahan. Sedangkan untuk Masjid Agung Baitunnur tetap lanjut karena menggunakan APBD Murni.
”Ada perbaikan RSUD Soewondo plafon jebol dan bisa membayangkan bagi pasien bila mana plafon itu jatuh akan saya tangani pada perubahan ini juga saya batalkan,” ungkap dia yang didampingi Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi, Dandim 0718/Pati Baru Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto dan Kajari Pati Sigid Januaris Pribadi itu.
Ia mengaku, pihaknya berencana merevitalisasi Alun-Alun agar pusat Kabupaten Pati itu lebih nyaman dan aman. Sudewo menyebut sejumlah fasilitas di Alun-alun Pati perlu diperbaiki.
Baca juga: Bupati Sudewo dan Riyoso Disoraki Warga saat Kirab Boyongan Hari Jadi Pati
”Kenapa alun-alun akan kami tata lagi karena itu gini, di sana ada tempat duduk tidak dipakai, tapi orang lewat terganggu empat duduk yang kecil-kecil itu. akan saya rampingkan. Kemudian banyak tiang bendera tak mendukung estetika juga akan kita rampingkan menjadi sembilan bendera,” kata dia.
Ia mengaku rencana revitalisasi Alun-alun Kabupaten Pati ini tidak mempunyai muatan politik.
”Lantai sudah jelek akan kita ganti. Tidak bongkar total. Tidak ada maksud politik, karena ini bukan tinggalan saya, harus saya bongkar tidak ada motifasi seperti itu. (Perbaikan Alun-alun) itu tidak bisa bejalan,” pungkas dia. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin