LINIKATA.COM, REMBANG – Kabupaten Rembang menempati posisi empat besar daerah penghasil pedet (anak sapi) terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Capaian ini memperkuat posisi Rembang sebagai salah satu sentra peternakan sapi potong yang produktif di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan, menyampaikan, Rembang kini sejajar dengan Blora, Grobogan, dan Wonogiri dalam jumlah produksi pedet. Keempat kabupaten tersebut dikenal memiliki populasi indukan sapi yang tinggi, didukung infrastruktur peternakan yang memadai, sumber daya manusia yang terlatih, serta program pemerintah yang konsisten, seperti inseminasi buatan (IB) dan pelayanan kesehatan hewan.
Agus menyebut, berdasarkan data terakhir, terdapat 52.142 orang peternak sapi potong di Kabupaten Rembang dengan total populasi ternak mencapai 108.110 ekor. Pencapaian ini, menurutnya, tidak lepas dari keberhasilan program inseminasi buatan yang secara konsisten dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dintanpan bekerja sama dengan para peternak.
Baca juga: Pemkab Rembang Siapkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Pelajar
“Setiap tahun kita bisa melahirkan sekitar 25 ribu ekor pedet. Ini menunjukkan betapa besar potensi peternakan sapi kita. Bahkan, ternak sapi sudah menjadi salah satu andalan pembangunan sektor pertanian dan pangan di Rembang,” kata Agus saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keberhasilan inseminasi buatan tidak hanya dilihat dari jumlah kelahiran pedet, tetapi juga kualitasnya. Pedet hasil inseminasi buatan umumnya memiliki kualitas genetik yang lebih baik dibandingkan hasil kawin alami.
Salah satu bukti peningkatan kualitas tersebut adalah mulai dikembangkannya jenis sapi unggulan Belgian Blue, yang dikenal memiliki pertumbuhan otot cepat dan struktur tubuh besar.
Baca juga: Pemkab Rembang Komitmen Selesaikan Piutang Pajak Daerah
“Pedet hasil Belgian Blue usia 3 sampai 4 bulan bisa laku di harga Rp22 sampai Rp24 juta per ekor. Ini jauh di atas harga pedet lokal biasa. Nilai jual ini tentu menjadi tambahan penghasilan yang sangat berarti bagi peternak kita,” jelasnya.
Agus berharap capaian ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dintanpan Rembang, lanjutnya, juga berkomitmen memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para peternak, termasuk dalam pemanfaatan teknologi peternakan dan manajemen pakan yang tepat.
“Semoga terus bisa dipertahankan dan ditingkatkan,” tandasnya. (LK8)
Editor: Ahmad Muhlisin