LINIKATA.COM, GROBOGAN – Kondisi memprihatinkan SDN Kecil Karangasem yang berada di tengah hutan wilayah Timur Kabupaten Grobogan, tepatnya di Dusun Sidorejo, Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari akhirnya mendapat perhatian dari legislatif.
Komisi D DPRD Grobogan melakukan kunjungan langsung ke sekolah terpencil tersebut, Selasa (22/7/2025) untuk mengecek langsung kondisi fisik bangunan dan fasilitas pendukung lainnya.
Anggota Komisi D DPRD Grobogan, Rizky Bintang Fauzi, mengatakan, kunjungan ini menjadi langkah awal untuk mendorong percepatan perbaikan infrastruktur sekolah. Ia menyebut, kondisi sekolah tersebut tidak layak dan harus segera mendapat perhatian.
Baca juga: Petani Grobogan Semringah Harga Gabah Jauh di Atas HPP Pemerintah
“Karena kondisinya cukup memprihatinkan. Rencananya akan kami usulkan perbaikan di APBD tahun depan,” ujarnya.
DPRD beserta Disdik akan melakukan rapat kembali pada pekan ini untuk memastikan keberadaan alokasi anggaran.
“Akan dicek anggaran tahun depan, apa masih tersedia atau tidak. Karena tantangannya anggaran di APBD-Perubahan tahun ini dan APBD 2026 sudah ditetapkan. Mungkin paling cepat dimasukkan pada APBD-Perubahan 2026,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya tetap mengusahakan bisa didapatkan pada APBD maupun DAK di tahun depan.
Diketahui, sekolah tersebut berada di tengah kawasan hutan Desa Karangasem yang hanya memiliki tiga bangunan untuk ruang kelas dan guru.
Menurut Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Grobogan, M. Irfan, dari tiga bangunan itu, satu ruang kelas masih berupa bangunan lama yang belum pernah tersentuh perbaikan.
“Yang dua lokal (RED, ruang guru dan dua ruang kelas) sudah lumayan untuk dinding dan lantainya. Tapi yang satu lokal masih bangunan lama,” jelas Irfan.
Baca juga: Harga Beras Melonjak, Pemkab Grobogan Distribusikan Beras SPHP Pekan Ini
Selain keterbatasan ruang, sekolah ini juga mengalami kekurangan fasilitas sarana dan prasarana penunjang pembelajaran. Irfan menambahkan, pihaknya akan mengusulkan tambahan meja dan kursi untuk siswa.
Meski berada jauh dari permukiman lain dan memiliki jumlah murid yang sangat sedikit yakni 26 siswa, Disdik menegaskan keberadaan sekolah ini tidak akan di-regrouping. Alasannya, karena letak geografisnya yang terpencil dan tidak memungkinkan digabung dengan sekolah terdekat.
“Regrouping tidak memungkinkan, karena lokasinya jauh dari sekolah lain. Di sana juga hanya ada satu dusun dengan sekitar 100 KK dan dua RT,” terang Irfan. (LK5)
Editor: Ahmad Muhlisin