LINIKATA.COM, PATI – Di tengah menjamurnya kafe di Kabupaten Pati, mencari tempat yang tenang untuk berkumpul dengan teman barangkali jadi dambaan banyak orang. Tempat yang nyaman dengan makanan yang enak-enak tentu akan menjadi ruang bertemu setelah seharian bergelut penat.
Salah satu tempat yang punya itu semua adalah Jepalo Coffee Folklore, Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal. Tempat ngopi yang jauh dari hingar bingar perkotaan ini menyajikan suasana khas pedesaan dengan udara sejuk dan menenangkan.
Tak hanya jualan tempat, di sini juga menyediakan kopi berbagai varian, ada robusta dan arabika. Bagi pecinta nonkopi, bisa memilih macha dan minuman kekinian lain.
Baca juga: Sempat Terpuruk Karena Disabilitas, Oby Kini Sukses Buka Kedai Jahe Rempah
“Kedai ini aku bikin tahun 2017 lalu. Green bean kopinya dari lokal Jepalo sini, dari lereng Pegunungan Muria,” kata pemilik Jepalo Coffee, Luqman, beberapa waktu lalu.
Luqman menjelaskan, aneka minuman kopi ia jual mulai harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per cangkir. Soal rasa, Luqman menjamin jika kopinya tak kalah dengan yang lain.
“Soal kualitas rasa pokoknya terjamin, tidak kalah dengan kedai kopi atau kafe elit di luaran sana. Kopinya aku olah sendiri, mulai dari kebun hingga menjadi kopi siap saji,” jelas dia.
Selain menjual kopi di kedai, Luqman juga menjual kopi kemasan. Ada yang dijual bubuk atau pun roast bean.
“Kalau yang roast bean pembelinya bukan cuma dari lokal Pati, tapi luar kota juga, seperti Surakarta, Semarang, Jogja, Tangerang. Bahkan ada yang dari luar negeri, dari Hongkong,” tutur dia.
Adapun roast bean ia jual mulai harga Rp170 ribu hingga Rp190 ribu per kilogram. Sedangkan kopi bubuk kemasan ia jual per kilogramnya Rp150 ribu.
“Tergantung jenisnya. Ada yang robusta grade bawah hingga fine,” ucap Luqman.
Luqman juga membuat eksperimen roast bean dengan rasa pisang pandan. Inovasi olahan ini ia proses mulai dari tanaman kopi yang dirawat dengan proses organik.
Baca juga: Siapa Sangka Bunga Kopi Ternyata Bisa Dibuat Jadi Teh Beraroma Wangi
“Prosesnya dari perawatan pertanian. Saya beri tumpang sari pohon pisang. Jadinya beraroma pisang creamy dan rasanya pandan. Per 200 gram roast bean saya jual Rp120 ribu, kalau per gelas kopinya Rp20 ribu,” terang dia.
Salah satu pelanggan di Jepalo Coffee adalah Ulin, warga Kecamatan Tlogowungu. Ulin mengaku cocok ngopi di sana.
“Suka aja sama suasananya. Di pelosok pedesaan dan disuguhkan dengan pemandangan persawahan dan pegunungan. Tiap minggu sekali saya pasti datang ke sini,” ucap dia. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin













