LINIKATA.COM, PATI – Festival Berkat Bandeng 2025 bakal digelar meriah di Desa Bakaranwetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati pada 21-23 November mendatang. Kegiatan tahunan ini jadi pengingat masyarakat untuk bersama-sama melestarikan lingkungan.
Festival Berkat Bandeng akan dimeriahkan dengan acara Rembuk Kali, Prosesi Wiwit panen, tari bandeng, pameran seni rupa, lomba olahan bandeng, serta makan bandeng bersama. Lokasinya berada di Taman Batik Bakaranwetan dan tambak petinggen.
Kepala Desa Bakaranwetan, Wahyu Supriyo menyebut, bagi warganya, menjaga lingkungan sebenarnya telah muncul dalam sejumlah tradisi, seperti Krigan atau bergotong royong bersih-bersih sungai.
Baca juga: Napak Tilas Kenduruan, Tradisi Petani Ngurenrejo Pati Sambut Musim Tanam
“Melalui festival ini kami berharap dapat membangun kesadaran sekaligus merekonstruksi tradisi yang membawa pesan ekologi,” ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (15/11/2025).
Wahyu menyebut, keberadaan sungai memiliki dampak besar terhadap proses budi daya tambak bandeng. Kondisi sungai yang baik akan membuat hasil budi daya bandeng menjadi baik pula.
“Sungai bukan hanya jalur air, melainkan urat nadi kehidupan bagi ribuan petani tambak bandeng. Dari sanalah kehidupan mengalir. Masyarakat belajar tentang keseimbangan ekologi yang harus dijaga bersama. Alam terancam, ekonomi ikut terguncang,” terang dia.
Dari semangat menjaga sungai itulah lahir gagasan besar bernama “Festival Berkat Bandeng”, sebuah ruang yang merayakan relasi antara ekologi, tradisi, dan ekonomi rakyat. Festival ini bukan sekadar perayaan budaya, melainkan bentuk pengabdian ekologis masyarakat tambak terhadap alam yang menjadi sumber kehidupan mereka.
Baca juga: Ribuan Warga Padati Tradisi Jembul Tulakan yang Terinspirasi Laku Ratu Kalinyamat
Menurut dia, Festival Berkat Bandeng juga menjadi penyambung antara tradisi dan ekologi. Dalam berbagai ritual seperti manganan sigit, kirab tumpeng, dan berkat bandeng, masyarakat memilih ikan bandeng sebagai lauk utama sesaji, berbeda dengan daerah lain di Pati yang menggunakan ayam.
“Tradisi ini menunjukkan bahwa keberadaan ikan bandeng telah begitu dekat dengan laku kehidupan masyarakat bahkan sejak di masa lampau,” jelasnya.
Festival ini juga diharapkan sekaligus dapat memperkuat branding kecamatan Juwana yang merupakan salah satu penghasil ikan bandeng terbaik. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Kabupaten Pati pada 2025, Kecamatan Juwana menyumbang 8.368,76 ton bandeng dari total 24.361,2 ton produksi bandeng di seluruh Kabupaten Pati. Sebagian besar berasal dari lahan tambak di Desa Bakaranwetan.
Bandeng itu tak hanya memenuhi kebutuhan di tingkat lokal Pati saja, melainkan juga menyuplai hingga ke sejumlah kota besar lainnya, seperti Semarang bahkan Jakarta.
Selain produk mentah, oleh masyarakat Desa Bakaranwetan, bandeng juga diramu menjadi berbagai produk olahan bernilai ekonomi yang lebih tinggi, tak terkecuali bandeng presto, cabut duri, otak-otak bandeng maupun berbagai olahan lainnya.
Berbagai olahan itu mampu menumbuhkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa yang berada di pesisir Utara Jawa tersebut. Tentu keberadaan UMKM juga akan memacu kenaikan perekonomian masyarakat.
“Maka menjaga sungai bukan hanya menjaga air, tetapi juga menjaga masa depan. Festival ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk memahami bahwa ekologi dan ekonomi bukan dua hal yang berseberangan, melainkan dua sisi dari satu keberlanjutan,” ujar dia. (LK2)
Editor: Ahmad Muhlisin














