LINIKATA.COM, PATI – Teror pocong jadi-jadian menggegerkan warga Dukuh Lembah, Desa Mojo, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati. Sosok hantu yang diduga menjalankan aksi pesugihan itu muncul saat acara hajatan khitanan di rumah Muallim, Minggu (9/11/2025) malam.
Video penangkapan pocong itu pun viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Facebook Ulfa Siaanida Ska. Dalam video itu memperlihatkan warga memegangi mukena yang diduga digunakan pocong jadi-jadian. Warga pun ramai-ramai berteriak untuk membakar mukena itu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Unit (Kanit) Provos Kepolisian Sektor (Polsek) Cluwak, Aiptu Bambang Asmoro, membenarkan kejadian tersebut. Dia membeberkan, kemunculan “pocong” itu pertama kali diketahui oleh ibu-ibu yang sedang memasak di belakang rumah.
Baca juga: Imigrasi Pati Sudah Terbitkan 90 Persen Paspor Jemaah Calhaj di 5 Kabupaten
“Itu, kan ada ibu-ibu masak di belakang rumah. Yang satu masak, yang satu mungkin cuci piring. Dari belakang muncul diduga teror pocong. Akan tetapi, entah maksud dan tujuannya apa, belum tahu, intinya menakut-nakuti, karena pelakunya nggak sempat ketangkap,” bebernya saat dihubungi lewat telepon oleh awak media, Rabu (12/11/2025).
Sontak saja, para ibu-ibu itu berteriak ketakutan, dan warga yang di depan kemudian berlari menghampiri dan mengejar sosok diduga pocong itu. Sayangnya, yang ditangkap hanyalah kain atasan mukena.
“Pada saat ibu-ibu teriak, dari dalam rumah keluar orang bermaksud menangkap, tetapi pas ditangkap hanya rukuh, pelaku ndlosor lalu lari. Itu hanya rukuh, rukuh aja itu bagian atas, nggak komplet,” terangnya.
Terpisah, Kepala Desa Mojo, Wiwit Edy Wuryanto, menduga, motif pelaku melancarkan aksi tersebut sebagai bagian dari pesugihan. Mengingat, tidak hanya sekali ini warga melihat pocong tersebut.
”Motifnya, ya mencari uang, pesugihan mungkin. Kalau kemunculan ada beberapa kali yang lihat. Tapi penangkapan baru sekali ini,” tutur Kades Mojo.
Baca juga: Toko Kelontong di Jakenan Pati Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp500 Juta
Selain itu, warga Desa Mojo juga sering kehilangan uang, mulai dari pecahan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Hal ini memperkuat dugaan motif pocong jadi-jadian tersebut yakni pesugihan. Namun, saat hajatan di rumah Muallim tersebut, Kades Wiwit tak mengetahui ada atau tidaknya uang yang hilang.
”Munculnya tidak setiap hari. Tapi kemarin ndilalah muncul saat hajatan. Wilayah di sini dari informasi ibu-ibu itu sering kehilangan uang. Dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu itu sering. Seperti uang gendelan Rp1 juta itu hilang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu,” ujar Wiwit. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














