LINIKATA.COM, PATI – Sejumlah desa di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati sedang musim panen buah matoa. Rasanya yang manis dan legit membuat buah yang berasal dari Papua ini menjadi favorit sejumlah kalangan.
Salah satu warga, Heru Sudiharto mengatakan, Oktober ini di Kecamatan Tayu, khususnya Desa Sendangrejo, banyak pohon matoa yang panen. Di tingkat petani harga buah matoa ini tembus hingga Rp30 ribu per kilogram. Belum lagi di tingkat pedagang yang pastinya lebih tinggi.
“Harga sekilo masih bervariasi mulai Rp25 ribu sampai Rp30 ribu,” kata Heru saat ditemui di pekarangannya, Sabtu (25/10/2025).
Baca juga: Usaha Olahan Ikan di Juwana Pati Terdampak Harga Bandeng yang Meroket
Heru mempunyai sejumlah pohon matoa. Setiap pohonnya bisa menghasilkan hingga 100 kg. Jika dihitung, satu pohon bisa menghasilkan hingga Rp3 juta. Makanya, panen raya ini pun membuat dirinya panen untung. Apalagi, hasil panen tahun ini tergolong lebih melimpah daripada 2024 lalu. Ia mengaku ada peningkatan hasil hingga 80 persen.
”Saya punya dua jenis pohon. Jenis merah dan kuning. Untuk macam-macam rasanya ada kayak rasa durian atau rambutan. Manis segar,” ungkap dia.
Heru mengaku pelanggannya tak hanya dari Kabupaten Pati saja. Ia sering kali menjual buah matoa hingga ke kota-kota besar, seperti Semarang hingga Yogyakarta.
Baca juga: Stok Terbatas, Harga Garam di Pati Meroket Capai Rp2.200 Sekilo
”Permintaan dari Demak, Semarang, Solo, Yogyakarta, biasanya online. Ada juga yang kirim datang dan lihat-lihat juga langsung petik sekaligus wisata petik matoa,” tutur Heru.
Ia mengaku matoa memang bukan buah asli Tayu. Namun, jenis tanah di Kecamatan Tayu dinilai cocok hingga buah ini bisa bertumbuh dan berbuah lebat.
”Bisa dikembangkan di sini mungkin cocok struktur tangannya. Mungkin daerah lain ada yang juga bagus,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin
 
			 
                                
 
                                
 
							











