LINIKATA.COM, DEMAK – Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata membantu sebanyak 150 dump truk tanah padas untuk peninggian jalan terendam banjir rob di kawasan pesisir Demak. Bantuan mitigasi bencana ini menyasar 12 desa di Kecamatan Bonang. Tanah padas akan menjadi landasan sebelum dibangun jalan beton.
12 desa itu adalah Desa Purworejo, Margolinduk, Morodemak, Gebang, Gebangarum, Karangrejo, Tridonorejo, Betahwalang, Kembangan, Sukodono, Krajanbogo, dan Sumberejo.
Desa-desa tersebut merupakan wilayah yang kena bencana dan rawan bencana sehingga perlu bantuan peninggian tanggul akibat terendam rob maupun banjir akibat tanggul jebol.Ā Penyerehan bantuan sekaligus pelatihan mitigasi bencana ini, warga juga dibekali pengetahuan tentang cara menghadapi darurat bencana tersebut.
Baca juga: Banjir Rob 3 Pekan Belum Surut, Kerugian Warga Sayung Demak Capai Ratusan Juta Rupiah
Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata, menyampaikan, selain bantuan peninggian jalan, sebanyak 300 warga juga dilatih dalam kegiatan mitigasi bencana yang berlangsung di GOR Desa Margolinduk, Kecamatan Bonang.
Pelatihan mitigasi bencana ini menggandeng BUMN Pertamina Gas Negara (PGN) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak.
“Bantuan dan pelatihan ini merupakan wujud kepedulian kami untuk meringankan beban masyarakat terdampak rob di pesisir Kecamatan Bonang,” katanya.
Ketua DPRD juga mengajak masyarakat secara bersama-sama menanggulangi rob maupun bencana banjir yang kerap melanda saat musim penghujan.
“Kita cari solusi bareng atas semua problem yang ada ini. Mari kita tanggulangi bersama. Kita juga sudah sampaikan kepada bupati agar 30 persen APBD untuk daerah yang kena bencana,” ujar Zayinul Fata.
Muadhom dari Lembaga Relawan Kesejahteraan Masyarakat (RKM) menambahkan,Ā pelatihan mitigasi bencana diperlukan agar masyarakat memahami tentang penanganan bencana alam.
“Kita berharap, pelatihan mitigasi dapat memberikan wawasan bagi warga tentang cara menghadapi bencana,” jelas ketua Komisi A tersebut.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Demak, Riski Sulistyanto, mengatakan, rob merupakan hasil perbuatan manusia, baik terkait dengan perusakan alam maupun tindakan manusia lainnya.
Baca juga: Jika Banjir Rob Tak Segera Ditangani, Desa Tunggulsari Pati Terancam Seperti Sayung Demak
“Di sinilah pentingnya mitigasi bencana sebagai upaya preemptive maupun preventif dalam menghadapi bencana. Yang lebih penting adalah perlunya partisipasi masyarakat secara proaktif dalam penanganan bencana,” jelasnya.
Masyarakat, kata dia, juga perlu adaptasi dengan adanya perubahan iklim. Perubahan iklim dapat menjadi pemicu adanya bencana.
“Ini yang perlu diwaspadai. Maka, perlu juga pemanfaatan teknologi dalam penanganan rob,” ujarnya.
Secara teknis, lanjut dia, penanganan rob bisa dengan pompanisasi maupun perbaikan drainase dan normalisasi sungai.
“Ketika warga punya kapasitas dalam menangani bencana, maka tidak perlu menunggu pertolongan orangĀ lain,” jelasnya. (LK4)
Editor: Ahmad Muhlisin