LINIKATA.COM, PATI – Santri diimbau jihad secara online untuk melawan paham radikal yang disebut perlahan-lahan menguasai dunia maya. Hal ini disampaikan dosen pascasarjana Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati, Jamal Ma’mur dalam Talkshow di Pondok Pesantren Inaratud Duja Fin Nahwi Wat Tashnifi Wonokerto, Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil, Senin (27/10/2025).
“Jika santri tidak aktif jihad dalam dakwah online, maka opini publik akan dikuasai kelompok Islam garis keras yang tidak moderat dalam beragama. Itu bertentangan dengan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mengancam keutuhan NKRI,” ujarnya dalam dialog dengan tema “Santri Siap Menghadapi Era Digital” itu.
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah pedoman yang harus dijaga dalam jihad dakwah online. Pertama, al-umuru bi maqashidiha, yakni segala sesuatu bergantung tujuannya.
Baca juga: Gubernur Luthfi Luncurkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren
“Jihad dakwah online ini tujuannya menyebar luaskan ilmu, menyampaikan ajaran Allah dan Nabi Muhammad ala thariqati ahlissunnah wal jamaah kepada publik,” paparnya.
Kemudian yang kedua, lanjut Jamal, perlu berpedoman pada al-wasail bi hukmil maqashid (sarana bergantung tujuan). Artinya, dakwah online sebagai sarana menghidupkan agama Allah.
Selanjutnya yang ketiga, yakni daf’ul mafsadah muqaddam ala jalbil maslahah (menolak kerusakan didahulukan dari mendatangkan kebaikan).
“Jadi, dakwah online wajib dilakukan dan harus menghindari segala sesuatu yang merusak, seperti hoaks, bully, pornografi, dan sentimen SARA. Termasuk menghindari konten yang merusak moralitas publik dan menyebabkan disintegrasi bangsa,” tegas Jamal.
Mengenai cara santri jihad dakwah online, pria yang juga Wakil Ketua PCNU Pati ini menyatakan perlu tahapan. Dia menyebut, santri harus mendalami ilmu agama secara tuntas (tafaqquh fiddin). Setelah itu baru menyebarluaskan ilmu, baik secara offline maupun online.
Menurutnya, santri tidak mungkin dapat berdakwah online jika tidak mempunyai bekal ilmu memadai.
Baca juga: Dukung Pesantren Obah, FISIP Undip Dorong Santri Kejar Pendidikan hingga Luar Negeri
“Santri harus sadar untuk aktif dan tekun menimba ilmu serta tergugah untuk belajar teknologi informasi. Tujuannya, supaya ilmu pesantren bisa dirasakan manfaatnya oleh publik secara luas melalui dakwah online,” pesannya.
Dia pun memberikan tips dalam dakwah online, di antaranya kontennya harus sesuai dengan kondisi masyarakat. Tantangan yang dihadapi atau suatu isu yang berkembang harus direspon oleh santri dan pesantren.
“Santri harus beramai-ramai mewarnai ruang digital. Maka dari itu, santri juga harus menguasai teknologi informasi sehingga mampu menyesuaikan perkembangan zaman, termasuk jihad dakwah online,” urainya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin













