LINIKATA.COM, PATI – Ratusan Warga Pati yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Pati Anti Premanisme (Kompres) kembali menggelar demonstrasi, Senin (13/9/2025). Mereka kecewa dengan Polresta Pati yang dinilai lamban tangani kasus premanisme.
Jika pekan lalu unjuk rasa berlangsung di Alun-Alun Tayu, aksi kali ini bertempat di Alun-Alun Juwana. Tuntutannya masih sama yaitu meminta polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan dan pembakaran rumah Koordinator Masyarakat Pati Bersatu (MPB), Teguh Istiyanto.
Massa mulai memadati pusat Kecamatan Juwana tersebut sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka membawa berbagai baliho yang berisikan kegelisahan dan tuntunan.
Baca juga: Seratusan Masyarakat Tayu Gelar Demo Tuntut Keadilan pada Kapolresta Pati
Salah satu yang menonjol adalah baliho bergambar Bupati Pati Sudewo dengan tulisan “Bupati preman, arogan, korup, picik, pembohong/penipu, pengadu domba”
Dalam aksi ini, mereka juga membagikan puluhan bunga mawar kepada masyarakat sekitar, sebagai harapan agar nama Kabupaten Pati kembali harum.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Ali Achmadi, menyampaikan, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan atas kinerja pihak kepolisian yang dinilai lamban menuntaskan kasus premanisme. Makanya, mereka kembali menuntut Polresta Pati mengusut tuntas kasus pengeroyokan dan pembakaran rumah Koordinator Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Istiyanto.
“Kami di sini melakukan aksi damai untuk menolak segala bentuk premanisme. Kami minta Kapolres segera mengusut tuntas kasus pengeroyokan dan pembakaran rumah teman kami. Tangkap siapa pelaku dan dalang dari semua ini,” tegasnya.
Baca juga: 4 Massa Demo 13 Agustus Ditangkap, Kuasa Hukum MPB: Tak Sesuai Prosedur
Selain menuntut penegakan hukum, massa juga menyuarakan kritik terhadap kepemimpinan Bupati Pati Sudewo. Ali mengaku pihaknya sudah tak ingin dipimpin politisi Partai Gerindra itu karena sudah tak layak memimpin Kabupaten Pati.
”Saat ini kan Bupati Pati Sudewo penuh kontroversi. Kami tidak mau dipimpin oleh bupati yang arogan. Kami ingin bupati yang mengayomi masyarakat bukan bupati yang membelah masyarakat,” tandas dia. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














