LINIKATA.COM, PATI – Rumah Matahari, mengungkap jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pati tertinggi di wilayah eks karesidenan dengan jumlah 926 kasus. Ratusan kasus HIV/AIDS ini ditemukan sejak 2011 sampai Juni 2025.
Koordinator Rumah Matahari Pati, Ari Subekti mengatakan, jumlah tersebut cukup tinggi, bahkan untuk di wilayah eks Karesidenan Pati, yang meliputi Kudus, Jepara, Blora, Grobogan, Pati dan Rembang.
Ari menjelaskan, semua data kasus yang tercatat merupakan hasil rujukan dari fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit dan Puskesmas.
Baca juga: Dinkes Pati Ungkap Penderita HIV/AIDS Capai 1.447 Orang
“Di eks Karesidenan Pati sendiri, temuan kasus di kami, Pati itu nomor satu,” ujar Ari Subekti, Rabu (10/7/2025).
Dirinya menyampaikan, dari ratusan kasus itu, untuk pengidapnya menimpa beragam kalangan, di antaranya pekerja seks, lelaki dengan lelaki (LSL), ibu rumah tangga, bahkan anak-anak. Namun, dari total tersebut, hanya 550 orang yang masih rutin menjalani pengobatan atau terapi retroviral (on art) dan itu berada di naungannya.
Ari menyebut, tidak semua dari mereka masih berada di bawah pendampingan Rumah Matahari. Sejumlah kasus mengalami putus kontak karena berbagai alasan, mulai dari pindah domisili hingga meninggal dunia.
“Dari 926 kasus itu, on art atau yang minum obat secara rutin itu sebanyak 550 orang. Sisanya ada yang pindah luar kota, putus obat, dan ada juga yang meninggal,” ungkapnya.
Data yang berbeda ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati. Berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, justru lebih tinggi dari data hasil pendampingan yang dilakukan Rumah Matahari, yakni 1.447 kasus.
Plt Kepala Dinkes Pati Luky Pratugas Narimo mengatakan, seribuan kasus HIV/AIDS tersebut berdasarkan data akumulatif, yakni sejak 2011 sampai Juni 2025.
Baca juga: Obat ARV Diganti, Ratusan ODHA di Pati Disebut Alami Mual hingga Gatal-Gatal
Ia menjelaskan, ribuan kasus HIV/AIDS ini tak hanya warga yang berdomisili di Kabupaten Pati saja, melainkan juga ada pendatang, bahkan ada yang dari luar Jawa Tengah.
Ia menilai, tingginya angka HIV/AIDS di Kabupaten Pati ini merupakan bukti keberhasilan screening penyakit tersebut. Dengan demikian, bisa menjadi data untuk mencegah penularan kasus tersebut.
“Kita melakukan screening ini secara intensif. Data HIV ini sebanyak mungkin yang bisa kita jaring. Sehingga kami punya data itu lebih mudah untuk kami bersama OPD lain, di bawah koordinasi KPA untuk melakukan upaya pengendalian. Sehingga, penularan bisa kita cegah sedini mungkin,” imbuhnya.
Menurutnya, tingginya kasus HIV/AIDS ini jangan sampai menjadi suatu yang menakutkan di tengah masyarakat. Menurutnya, ini bisa berdampak positif dalam pencegahan penularan penyakit tersebut.
“Dengan kami melakukan screening, menemukan kasus sebanyak-banyaknya, itu akan berdampak positif dalam rangka upaya kami melakukan pencegahan penularan. Untuk orang lain yang belum tertular dan supaya memiliki harapan hidup yang lebih lama,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin