LINIKATA.COM, BLORA – Bupati Blora, Arief Rohman, tidak hanya mengupayakan pendirian Perguruan Tinggi Negeri, tetapi juga mengusulkan penambahan kuota SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Blora. Hal ini didasari oleh banyaknya wilayah kecamatan yang lokasinya jauh dari sekolah negeri tersebut.
Usulan ini disampaikan Bupati Arief usai memimpin rapat persiapan Sekolah Rakyat, yang turut dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah, Budi Santoso, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, pada Selasa (1/7/2025).
“Kita ingin tahu seberapa banyak lulusan SMP/MTs sederajat yang melanjutkan ke jenjang SMA/SMK sederajat, utamanya SMA/SMK Negeri. Kalau memang angkanya kecil, maka perlu didorong agar ada penambahan kuota SMA atau SMK Negeri di Kabupaten Blora,” ucap Bupati Arief.
Baca juga: Sekolah Rakyat di Pati Beroperasi 14 Juli, Progres Gedung Sekolah Baru 86 Persen
Jika pendirian sekolah baru memerlukan waktu panjang, Bupati mengusulkan penambahan daya tampung sekolah negeri yang sudah ada. Ia mencontohkan SMAN 1 Cepu yang lahannya terbatas padahal peminatnya banyak.
“Ada usulan agar nanti dilakukan tukar guling dengan tanah Pemkab yang lebih luas agar daya tampung siswanya bisa ditambah. Usulnya agar SMAN 1 Cepu pindah ke lahan bekas SD internasional yang kini dipakai SDN 3 Balun, depan Hotel Grand Mega Cepu. Tolong ini dikaji,” ungkap Bupati.
Dorongan untuk Penambahan SLB Negeri dan Pemerataan Pendidikan
Selain SMA/SMK Negeri, Bupati Arief Rohman juga mengusulkan penambahan Satu lagi SLB Negeri untuk wilayah Barat Blora. Saat ini, Blora hanya memiliki dua SLB Negeri, yaitu di Jepon dan Randublatung.
“Barat juga perlu seperti Kunduran dan sekitarnya. Tolong Pak Naryo Kepala Dinas Pendidikan untuk melihat ada tidak bekas Gedung SD yang telah dimerger kondisinya masih layak. Nanti bisa diusulkan ke Provinsi untuk lokasi SLB Negeri yang baru,” tambah Bupati Arief.
Baca juga: 74 Persen Sekolah Masih Terima Bingkisan, Disdik Grobogan Sampai Lakukan Ini
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah, Budi Santoso, mengapresiasi perhatian besar Bupati Blora terhadap pendidikan.
“Siap Pak Bupati akan kami kaji. Di saat Pemkab lain merasa cukup satu Kabupaten satu SLB, sedangkan Blora sudah ada 2 akan ditambah lagi satu. Ini perhatian yang luar biasa dari Pak Bupati untuk anak-anak,” ucap Budi Santoso.
Data Penyerapan Lulusan dan Wilayah Potensial
Budi Santoso juga menyampaikan data bahwa daya tampung SMA maupun SMK Negeri di Blora saat ini hanya mampu menyerap sekitar 35 persen lulusan SMP/MTs sederajat. Selebihnya sekitar 65 persen masuk di sekolah swasta, atau bahkan sekolah di luar wilayah Blora.
“Wilayah yang potensial untuk ditambah SMA atau SMK Negeri adalah Todanan dan Kradenan, mengingat tingginya jumlah lulusan SMP/MTs sederajat di kedua wilayah tersebut yang belum memiliki sekolah negeri,” ucapnya.
Bupati Arief meminta Kepala Dinas Pendidikan Blora untuk segera berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk memetakan wilayah potensial penambahan kuota SMA/SMK Negeri, serta merancang lokasi SLB Negeri yang baru. Bupati bertekad agar seluruh anak-anak Blora wajib sekolah hingga jenjang SMA/SMK sederajat, guna mencegah angka Anak Tidak Sekolah (ATS). (LK5)
Editor: Ahmad Muhlisin