LINIKATA.COM, KUDUS – Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di Kabupaten Kudus terbilang masih relatif stabil, menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Namun, untuk harga cabai mengalami kenaikan yang cukup signifikan, di sejumlah pasar tradisional.
Plh Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Djati Solechah mengatakan, kenaikan harga yang signifikan menjelang Nataru terjadi pada barang pokok hasil pertanian komoditas cabai. Kenaikan itu disebabkan faktor cuaca dan kualitas barang tidak bisa tahan lama.
‘’Tetapi barang pokok yang lain harganya relatif stabil,’’ ungkap Djati, baru-baru ini.
Baca juga: Harga Cabai Setan di Pati Tembus Rp80 Ribu Sekilo
Lanjut Djati, hasil pantauan harga di Pasar Pantauan yakni Pasar Bitingan, harga barang kebutuhan pokok yang dilaporkan pada Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2kP) Kementerian Perdagangan per tanggal 10 Desember 2025. Meliputi beras premium Rp14.900 per kilogram, beras medium Rp13.500 per kilogram, dan kedelai Rp11.500 per kilogram.
‘’Sedangkan cabai rawit merah Rp70.000 per kilogram, cabai merah besar keriting Rp55.000 per kilogram dan bawang merah Rp44.000 per kilogram,’’ ungkapnya.
Sementara harga barang pokok hasil industri, gula pasir curah Rp16.500 per liter, minyak gorang curah Rp17.000 per liter dan tepung terigu Rp12.000 per kilogram. Sedangkan harga daging ayam ras Rp36.000 per kilogram, telur ayam ras Rp29.000 per kilogram, daging sapi Rp125.000 per kilogram, ikan bandeng Rp34.000 per kilogram, dan ikan tongkol Rp33.000 per kilogram.
‘’Sedang untuk harga barang pokok lainnya, termahal di Kudus adalah udang segar Rp60.000 per kilogram disusul ikan teri asin Rp58.000 per kilogram, dan termurah ketela pohon Rp5.000 per kilogram,’’ paparnya.
Baca juga: Cuaca Buruk, Harga Ikan Laut di Pati Naik Cukup Tinggi
Disinggung stok, Djati menegaskan, menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 stok kebutuhan barang pokok berdasarkan hasil pantauan di lapangan relatif aman tersedia. Meski demikian, Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus bersama instansi terkait, akan terus melakukan pemantauan di lapangan.
‘’Pemantauan itu terkait dengan harga barang pokok dan ketersediaan stoknya, serta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ jelasnya. (LK9)
Editor: Ahmad Muhlisin














