LINIKATA.COM, KUDUS – Ratusan toko Oleh-Oleh dan Kuliner yang berada di kawasan Terminal Colo, turut Desa Colo, Kecamatan Dawe mangkrak cukup lama. Setelah ditinggalkan para pedagang sejak 6 tahunan lalu, mengingat jumlah kunjungan wisatawan mengalami penurunan sejak 2018.
Pantauan di lokasi, tampak ratusan kios yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp20 miliar itu, terbengkalai dan sudah ditinggal oleh pedagang. Terlihat hanya ada enam pedagang di lantai tiga yang masih bertahan. Meskipun pendapatannya tak cukup untuk membayar sewa kios.
Ketua Paguyuban Pemilik Kios dan Warung Terminal Colo, Abdul Rohman mengungkapkan, total ada 150 kios di kawasan Terminal Colo, terdiri 120 kios di lantai dua dan 30 kios di lantai tiga. Dari jumlah, sebagian besar ditinggal pedagang karena tidak pengunjung yang lewat melalui akses kawasan tersebut.
Baca juga: Atap Sekolah di Kudus Rusak Disapu Angin Kencang saat KBM, Dua Siswa Luka
“(Saat sekarang) Hanya enam kios yang masih bertahan. Itupun karena mereka tidak tahu harus melakukan pekerjaan apa lagi,’’ ungkap Rohman, Jumat (21/11/2025).
Rohman menyebut, total anggaran pembangunan gedung PKL Colo yang dibangun pada 2017 silam itu sekitar Rp23 miliar. Namun dalam perjalanannya, upaya pembenahan wisata Colo yang dimulai pada era Bupati Tamzil tidak berlanjut hingga sekarang. Akibatnya, sebagian besar fasilitas justru terbengkalai.
Lanjutnya, saat sekarang di lantai tiga ada 30 kios mangkrak, sementara di bawah terdapat 120 kios. Dari yang di lantai tiga, hanya enam pedagang yang masih bertahan. Sedang di antai dua, sudah tidak ada pedagang sama sekali.
Masih kata Rohman, para pedagang telah mendengar adanya wacana pengelolaan oleh pihak ketiga, namun hingga kini belum ada kejelasan. Meski demikian, mereka tetap berharap kawasan ini dapat ditata ulang dengan konsep yang tepat.
“Sebenarnya kami setuju dengan rencana pelebaran area parkir yang digagas oleh Bupati Tamzil saat itu. Kalau parkir bus bisa menampung lebih dari 50 bus, kawasan ini bisa jadi transit keluar-masuk wisatawan. Pedagang bisa hidup kembali. Sayangnya rencana itu tidak terealisasi hingga kini,” tegasnya.
Baca juga: Bupati Kudus Siapkan Infrastruktur Pendukung 80 Becak Listrik Bantuan Prabowo
Di tengah mangkraknya gedung, dia menyayangkan adanya pembangunan kios baru berukuran 3×2,75 meter di sekitar gedung tersebut. Sebab menurutnya, pihak pedagang tak diajak diskusi tentang pembangunan kios.
“Tahu-tahu ada sosialisasi, bahwa ada pembangunan kios untuk pedagang. Mau gak mau harus menempati karena memang diperuntukan bagi anggota paguyuban di sini,” tutupnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














