LINIKATA.COM, REMBANG – 12 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Rembang belum memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Padahal, SLHS penting untuk memastikan standar kebersihan dan hasil olahan makanan aman serta layak konsumsi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang, Ali Syofi’i mengatakan, dari total 14 SPPG yang telah beroperasi di Rembang, 12 SPPG belum memiliki SLHS. Namun, pihaknya memastikan telah ada 2 SPPG di wilayah Kecamatan Rembang kota yang sudah memiliki sertifikat SLHS.
“Jadi situasi ini tidak terjadi hanya di Rembang. Total ada 14 SPPG yang telah beroperasi, sampai hari ini baru 2 SPPG yang SLHSnya telah terbit dan 12 lainnya baru mengurus,” ucap Ali Syofi’i kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Jumlah Korban Keracunan MBG di Rembang Bertambah jadi 187 Siswa
Ia mengatakan, dalam pengurusan terdapat syarat yang harus dipenuhi, yakni mulai dari bangunan yang digunakan, kebersihan lingkungan dapur, kelengkapan, hingga tenaga gizi yang dilibatkan.
“Dalam kepengurusan SLHS, saat ini pelayanan diberikan oleh dinas perizinan dari DPMPTSP kemudian pengajuannya melalui OSS. Dengan memiliki SLHS, maka bisa dipastikan SPPG memiliki standar keamanan pangan dengan baik,” ungkapnya.
“Kami sudah perintahkan untuk segera mengurus SLHS sesuai ketentuan yang ada saat ini. Kepengurusan SLHS sedang berproses, ada beberapa SPPG yang sedang berproses untuk mendapatkan SLHS tersebut,” sambungnya.
Ali menambahkan, pihaknya juga telah memberikan edukasi kepada SPPG sesuai dengan arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Baca juga: 187 Siswa di Rembang Keracunan MBG, Bupati: Tanya Ketua Satgas
“Saat ini sudah 12 SPPG yang diberikan pelatihan keamanan pangan. Sedangkan 2 SPPG lainnya dalam proses menunggu jadwal pelaksanaan pelatihan kemanan pangannya,” ujarnya.
Sebelumnya, sebanyak 187 siswa SMP Negeri 1 Kragan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) dan harus menjalani perawatan medis, pada Rabu (24/9/2025) lalu. Saat ini, Pemkab Rembang masih menunggu hasil penelitian sampel makanan tersebut di laboratorium. (LK8)
Editor: Ahmad Muhlisin