LINIKATA.COM, PATI – Seratusan Petani dari berbagi kecamatan di Kabupaten Pati memperingati Hari Tani Nasional dengan menggelar demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Rabu (24/9/2025). Mereka menuntut Bupati Pati Sudewo menutup tambang di Pegunungan Kendeng dan menyelesaikan konflik agraria di Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu.
Selain melakukan orasi, unjuk rasa yang dimulai sekitar pukul 10.30 itu juga berisi aksi teatrikal dan brokohan (selamatan). Aksi teatrikal itu membawakan lakon Buyut Kerti Among Tani yang memberi semangat para petani untuk tetap menjadi petani utun.
Petani utun adalah mereka yang meyakini bahwa dengan bertani itu bisa mencukupi hidup. Caranya dengan tetap harus menghormati ibu bumi dengan tidak berlebihan menggunakan pupuk kimia dan pestisida.
Baca juga: Sukolilo Bangkit Sesalkan Klaim Polresta Pati yang Sebut Tak Ada Tambang Ilegal
Setelah aksi teatrikal, para petani kemudian menggelar brokohan atau selamatan dengan mendoakan tumpeng dan beberapa ayam ingkung yang dibawa petani. Setelahnya, massa demo dan warga umum makan bersama.
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno, menjelaskan, dalam momen Hari Tani Nasional ini, para petani ingin menuntut hak-haknya, mulai persoalan tanah yang dikuasai perusahaan hingga masalah tambang di Pegunungan Kendeng.
“Jadi kami menuntut persoalan Kendeng, intinya tentang tambang, karena sampai sekarang ada empat tambang yang dinyatakan berizin, tapi kami sudah menanyakan sejauh mana izinnya kepada Dinas ESDM (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Provinsi Jawa Tengah) belum ada jawaban jelas,” tegasnya.
Baca juga: Polresta Pati Kerahkan Ratusan Personel untuk Amankan Aksi JMPPK
Gunretno menyebut, ada 60 item yang harus ditepati oleh para penambang, tapi belum ada dari pihak Dinas ESDM membuktikan bahwa itu dilakukan atau ditepati.
“Makanya kami memberikan deadline kepada Pak Bupati Sudewo dalam 14 hari ini kami meminta untuk menutup tambang di wilayah pegunungan Kendeng, terutama galian-galian C di wilayah Sukolilo dan Kayen,” tegasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin