LINIKATA.COM, REMBANG – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana akan membangun long storage di Desa Kalipang, Kecamatan Sarang, pada 2025. Infrastruktur sepanjang sekitar lima kilometer ini dirancang sebagai salah satu proyek strategis pengelolaan sumber daya air di wilayah perbatasan Jawa Tengah–Jawa Timur.
Long storage tersebut berfungsi menampung air hujan dan limpasan sungai yang kerap meluap saat musim penghujan. Dengan adanya tampungan, pasokan air di musim kemarau diharapkan lebih terjamin, baik untuk kebutuhan irigasi pertanian, peternakan, maupun masyarakat.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Air Tanah dan Air Baku (ATAB) BBWS Pemali Juana, Aji Widyamatmoko, menjelaskan, long storage sepanjang lima kilometer itu akan dibangun dengan lebar atas tanggul tiga meter dan lebar bawah lima hingga tujuh meter di kiri dan kanan sungai. Kebutuhan lahan mencapai sekitar 104.000 meter persegi.
Baca juga: Setelah Lele, Kini Ikan Nila Masuk Program Makan Bergizi Gratis di Rembang
Ia menyebut, hasil perhitungan neraca air menunjukkan kapasitas tampungan long storage mampu memenuhi kebutuhan masyarakat maupun sektor pertanian.
Pada skenario pertama, yakni pemanfaatan untuk air baku 900 kepala keluarga (KK) dan pertanian hortikultura seluas 25 hektare, kebutuhan dapat terpenuhi. Dari inflow tahunan sebesar 138.576,32 meter kubik, masih terdapat limpasan 6.862,40 meter kubik. Pada akhir musim kemarau November, cadangan air atau dead storage tersisa 521,54 meter kubik.
Skenario kedua meninjau pemanfaatan long storage khusus untuk air baku, dengan proyeksi pertumbuhan penduduk 22 tahun ke depan. Hasilnya, kebutuhan tetap terpenuhi. Dari inflow tahunan yang sama, limpasan tercatat lebih besar, yaitu 37.799 meter kubik, sementara sisa air di bulan November sebesar 239,62 meter kubik.
Kedua skenario menunjukkan kapasitas long storage masih memiliki margin aman untuk kebutuhan saat ini maupun proyeksi jangka panjang. Namun, pada skenario kedua, ketersediaan air di akhir musim kering lebih terbatas sehingga memerlukan pengelolaan ketat.
Aji menambahkan, proses pemilihan penyedia jasa saat ini tengah berjalan. Sosialisasi kepada masyarakat ditargetkan dilakukan pertengahan hingga akhir September. Meski demikian, ada sejumlah kendala, terutama status kepemilikan lahan, akses menuju lokasi as bendung, dampak pasang surut air laut, potensi banjir, serta penentuan lokasi pembuangan material galian.
“Solusi yang disiapkan adalah pemindahan lokasi as bendung ke daerah darat (kopur) di sisi kanan bendung yang merupakan tanah milik desa,” imbuhnya.
Baca juga: Angka Kematian Ibu dan Bayi di Rembang Turun
BBWS menargetkan pembangunan bendung dan normalisasi sungai selesai dalam 90 hari pengerjaan, dengan dukungan dari Pemkab Rembang terkait penyediaan lahan.
Bupati Rembang, Harno, menyatakan, Pemkab siap mendukung pembangunan long storage Kalipang. Menurutnya, keberadaan long storage sangat penting untuk mengatasi kekurangan air baku dan mendukung pertanian.
“Kami siap mendukung karena ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang ada di sana dan termasuk kebutuhan air baku karena di Rembang memang kekurangan sumber air baku,” pungkasnya. (LK8)
Editor: Ahmad Muhlisin
 
			 
                                
 
                                
 
							











