LINIKATA.COM, KUDUS – Desa Setrokalangan di Kudus yang kerap menjadi langganan banjir karena kontur dataran rendahnya, kini memiliki “penjaga” baru. Sekelompok mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) menghadirkan inovasi teknologi untuk meminimalisir risiko bencana di kawasan tersebut.
Nor Amir Mahmud, Dilan Maulana, Bima Anggara, dan Julianto Cahyono mengembangkan Early Warning System (EWS) canggih berbasis sensor ultrasonik. Alat ini dipasang di jembatan sungai untuk memantau ketinggian air.
Bima Anggara, salah satu inisiator, menjelaskan kecanggihan alat tersebut pada Minggu (15/12/2025). Ketika jarak air dan bibir jembatan kurang dari satu meter, alarm akan berbunyi. Hebatnya, peringatan juga langsung masuk ke ponsel warga via Telegram dan website.
Baca juga: Siswa SMPN 1 Kayen Klaim Akurasi Alat Pendeteksi Sumber Air Capai 96,09%
“Mekanismenya, jika air naik hingga jarak 100 cm dari bibir jembatan, alarm berbunyi.
Notifikasi bahaya juga langsung terkirim ke Telegram dan website,” kata Bima.
Saat ini satu unit sudah terpasang dan satu lagi segera menyusul.
Wakil Rektor III UMK, Sugeng Slamet, memuji langkah ini sebagai kontribusi nyata mahasiswa bagi daerah rawan bencana. Pihaknya menilai aksi ini sangat tepat sasaran dalam melindungi nyawa dan harta benda warga.
Baca juga: Inovasi Cat Antikorosi Bawa Siswa MA Salafiyah Pati Raih Juara 3 Nipro ITS
Langkah preventif ini mendapat dukungan penuh dari Kemendikbudristek melalui pendanaan hibah DPPM.
Pengabdian mereka tidak berhenti pada mitigasi bencana. Para mahasiswa UMK lainnya juga turun tangan memperkuat ekonomi warga yang terdampak banjir dengan mengajarkan budidaya ikan sistem keramba apung. Pendampingan dilakukan menyeluruh, mulai dari pembuatan pakan alternatif hemat biaya hingga teknik pemasaran hasil panen, demi menciptakan masyarakat Setrokalangan yang tangguh dan mandiri. (LK6)
Editor: Ahmad Muhlisin














