LINIKATA.COM, PATI – Banjir yang merendam jalur Pantura Pati-Rembang, di Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, hingga Kamis (11/12/2025) belum surut. Kondisi ini membuat arus lalu lintas masih tersendat sejak Rabu (10/12/2025). Selain itu, sejumlah bangunan milik warga di tepi sungai juga roboh dan hanyut terbawa derasnya banjir.
Pantauan di lokasi, ketinggian banjir di jalur Pantura Pati-Rembang masih sekitar 20-30 centimeter. Kendaraan hanya bisa melaju perlahan, menyebabkan arus lalu lintas padat merayap. Deretan panjang kendaraan tersebut mencapai hingga dua kilometer.
Warga Ketitangwetan, Sulistiyono, menjelaskan, kondisi debit air kiriman dari daerah hulu sampai pagi ini masih tinggi. Hal ini diperparah dengan keberadaan sampah dan bambu-bambu yang menghambat arus air.
Baca juga: Terendam Banjir, Jalur Pantura di Batangan Pati Macet
“Yang jadi masalah bambu-bambu dan sampah-sampah yang terbawa aliran air menghambat jalan air sehingga terjadi pengalihan arus air yang sangat deras ke Jalan Pantura,” katanya.
Menurutnya, kepadatan lalu lintas sudah terjadi sejak Rabu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sampai pagi ini sekitar pukul 10.00, banjir di Pantura belum ada tanda-tanda akan surut.
“Semalam hampir macet. Kalau ada motor dan mobil kecil gak berani lewat. Banyak yang putar arah karena takut mogok,” beber dia.
Tak hanya itu, derasnya banjir juga merobohkan beberapa warung atau ruko di pinggir sungai. Bangunan permanen itu tak kuat menahan terjangan banjir sejak kemarin.
“Derasnya arus banjir menyebabkan ruko-ruko hancur karena tergerus air dari bawah,” katanya.
Baca juga: Tanggul di Ketitangwetan Pati Jebol Lagi, Jalur Pantura Sempat Terendam
Dengan kondisi ini, warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan, terutama pada tanggul dan jembatan yang jebol, agar banjir tidak semakin meluas dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
“Jika terjadi lagi hujan yang lebat, takutnya, bahayanya dampaknya akan ke permukiman warga,” tuntasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














