LINIKATA.COM, PATI – Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Pati terus meningkat setiap tahun. Mirisnya, dalam setahun terakhir angka penderita HIV/AIDS pada ibu rumah tangga mendominasi jumlah temuan kasus baru.
Perwakilan Komunitas Rumah Matahari Pati, Prasetyo, menjelaskan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, kasus HIV/AIDS dari 1996 sampai September 2025 mencapai 3.217. Dari jumlah tersebut, sebanyak 550 pasien meninggal dunia.
Yang mencengangkan, lanjut dia, tren temuan kasus pada tahun ini justru pada ibu rumah tangga dan anak-anak. Mereka adalah korban ketidaktahuan karena diduga terjangkit dari pasangannya.
Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Pati Mengkhawatirkan, Setiap Hari Ada 1 Kasus Baru
“Temuan yang terbaru adalah ibu rumah tangga yang di saat dia tidak tahu apa-apa. Jadi ada kemungkinan suami atau pasangannya itu beresiko. Mungkin perilakunya atau kebiasaannya,” beber Prasetyo.
Prasetyo mengungkapkan, dalam setahun ini jumlah ibu rumah tangga terkena HIV/AIDS yang ditangani Rumah Matahari sekitar 150 orang, sedangkan anak-anak ada 30 pasien. Jumlah ini belum termasuk data dari Dinas Kesehatan dan komunitas lain.
“Jadi kita saat ini akan perjuangkan ibu dan anak yang dia tidak tahu, tidak merasa, tapi terkena,” katanya.
Dengan cukup tingginya kasus HIV/AIDS ini, pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat lewat serangkaian kegiatan, termasuk juga kerja sama dengan berbagai pihak untuk pendampingan.
Baca juga: Duh, Kasus HIV/AIDS di Pati Disebut Paling Tinggi di Eks Karesidenan
Menurut dia, salah satu keberhasilan kerja kolaboratif antara Rumah Matahari dan layanan kesehatan adalah pada program Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIC). Ada sebanyak 38 ibu hamil yang didampingi Rumah Matahari dari 2015 hingga 2023 menjalani program PPIC.
“Semua bayi yang dilahirkan dinyatakan non-reaktif atu tidak tertular HIV setelah dilakukan tes. Ini membuktikan bahwa HIV dapat dicegah penularannya, terutama bila diketahui sejak dini dan ditangani dengan baik,” ungkap Pras. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














