LINIKATA.COM, PATI – Puluhan orang tampak langsung beramai-ramai terjun ke tambak setelah panitia memberikan aba-aba di sebuah tambak Desa Bakaranwetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Sabtu (22/11/2025). Dengan tangan kosong, mereka menyusuri tambak yang telah dikuras untuk berebut menangkap ikan bandeng.
Kebanyakan dari peserta terlihat mengikat pakaian di bagian perut untuk dijadikan wadah tangkapan. Setiap mendapat ikan, mereka langung memasukkannya ke kaus yang kemudian berubah jadi kantung. Ada pula yang telah bersiap dari rumah dengan membawa plastik atau wadah lain.
Warga segala usia dari anak-anak hingga lanjut usia (lansia) itu terlihat tak memperdulikan pakaian yang penuh lumpur. Ikan bandeng yang bertebaran terlalu sayang untuk dilewatkan karena jika tak gesit akan tertinggal dengan warga lain.
Baca juga: Festival Berkat Bandeng, Upaya Pelestarian Lingkungan Berbalut Tradisi
Setiap mendapatkan ikan bandeng, mereka selalu merayakan seperti memperoleh kemenangan. Namun, ada pula seraut wajah kecewa jika ikan yang susah-susah ditangkap tiba-tiba lepas.
Salah satu warga yang mendapat tangkapan banyak itu adalah Maskanan. Sore itu, ia memang tampak begitu lincah menangkap bandeng. Bahkan, perutnya seperti orang hamil sembilan bulan karena begitu banyak ikan yang ia tangkap.
Menurutnya, gogo iwak sudah dikenal sejak lama, meski belakangan metode modern menggunakan jaring lebih banyak digunakan.
“Nangkap ikan itu enggak mudah. Tapi kalau sudah biasa dan kita tahu ke mana ikan lari makan akan mudah menangkapnya,,” kata dia.
Maskan begitu semringah lantaran mendapatkan bandeng gratis, meskipun harus berebut dengan warga lainnya.
”Ini ikan buat digoreng untuk keluarga. Ndak mudah. Kami sudah biasa nangkap ikan. Ini dapat lumayan. Lebih dari sepuluh ekor,” tandasnya.
Kepala Desa Bakaranwetan, Wahyu Supriyo, menjelaskan, gogo ikan ini merupakan rangkaian Festival Berkat Bandeng yang berlangsung pada 21-23 November 2025. Festival ini digelar atas kerjasama Pemerintah Desa Bakaranwetan dan Kementerian Kebudayaan.
Ia memaparkan, selain gogo bandeng, acara hari ini dimulai sejak Sabtu siang dengan kirab petani tambak. Sejumlah petani tambak dan beberapa penari menggelar kirab menuju tambak.
”Kemudian sarasehan rembug kali, resik-resik kali bersama petani tambak dan masyarakat,” imbuh dia.
Setelah rembug petani, warga menggelar bancakan wiwitan panen. Tradisi menjelang panen ini digelar dengan harapan hasil tambak bandeng melimpah.
Baca juga: Napak Tilas Kenduruan, Tradisi Petani Ngurenrejo Pati Sambut Musim Tanam
”Sebelum panen ada prosesi bancakan wiwit panen dan ada penampilan tari bandeng. Kemudian lanjut, masyarakat panen ikan bandeng, gogo bersama-sama. Dari awal bibitnya sekitar seribu,” ungkap dia.
Ia memaparkan, masyarakat yang ingin mengikuti gogo diwajibkan tak menggunakan alat. Mereka harus menangkap bandeng dengan tangan kosong.
”Memang tangan kosong dan tidak boleh bawa alat apapun. Mbah dulu memang kalau panen raya dengan cara dikuras kemudian air habis kemudian di gogo bersama-sama. Sudah tradisi. Tapi di jaman modern ini pakai jaring,” tutur dia. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














