LINIKATA.COM, PATI – Pertunjukan Wayang Sampah membuka Festival Berkat Bandeng yang diinisiasi Desa Bakaranwetan dan Kementerian Kebudayaan resmi dibuka, Sabtu (22/11/2025) malam. Penampilan wayang sampah ini memang bertujuan mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan agar ekosistem ikan bandeng tetap terjaga.
Wayang ciptaan Seniman Kentrung Pati, Jaswadi itu terbuat dari kantong kresek, botol plastik, sendok plastik, gelas plastik, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya yang sering digunakan dan dibuang begitu saja.
Wayang-wayang ini lantas dipentaskan oleh Dalang Ki Slamet Tewel dengan lakon keseharian petani tambak. Lakon itu bercerita tentang hiruk pikuk budi daya bandeng hingga keresahan akan munculnya sampah di sungai yang juga mengairi tambak mereka.
Pagelaran itu kian menarik perhatian masyarakat lantaran diiringi oleh Gagego Musik Kampung. Pemilahan jenis musik dan lirik yang dekat dengan warga membuat mereka ikut larut dalam pertunjukan.
Baca juga: Festival Berkat Bandeng, Upaya Pelestarian Lingkungan Berbalut Tradisi
Kepala Desa Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo mengatakan, wayang sampah berasal dari limbah. Sampah itu kemudian didaur ulang sebagai media untuk berkesenian dalam bentuk wayang yang dapat menghibur masyarakat.
“Jadi keseniannya muncul, masyarakat terhibur dan pesan ekologi juga lebih mudah tersampaikan,” ujar dia.
Tak hanya itu, kata dia, wayang ini juga menjadi media sosialisasi kepada petani bandeng ataupun masyarakat umum untuk menjaga lingkungan. Mengingat, perilaku masyarakat yang seenak hatinya membuang sampah di sungai perlu segera disadarkan.
“Wayang sampah ini dari limbah dan ini adalah suatu bentuk gambaran kami sebagai petani harus menjaga lingkungan, menjaga irigasi, menjaga kali dari sampah-sampah itu,” jelas dia.
Baca juga: Festival Kali Juwana Jadi Momentum Lestarikan Ekosistem Sungai
Oleh karena itu, dalam Festival Berkat Bandeng ikut mengambil tagline “Kaline Resik Bandeng e Apik. Ketika sungai bersih maka hasil bandengnya akan menjadi lebih baik.
“Sampah itu akan mengganggu sungai, sedangkan sungai itu akan menjadi salah satu sumber kehidupan dalam budidaya tambak,” kata dia. (LK2)
Editor: Ahmad Muhlisin














