LINIKATA.COM, PATI – Siswa SMP Negeri 1 Kayen, Faiq Fadlurahman Saleh, Madina Malikhatul Kahfi, Hana Farrah Alfiya berhasil menciptakan alat pendeteksi sumber air. Alat ini diklaim punya tingkat akurasi mencapai 96,09 persen.
Hebatnya, alat bernama Aquabi itu berhasil meraih medali emas di ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2025 dalam kategori Physics Energy and Engineering.
Ketua Tim SMPN 1 Kayen, Madina Malikhatul Kahfi, menjelaskan, proyek ini berawal dari kegelisahan soal sulitnya mencari sumber air di Kecamatan Kayen. Setelah melalui riset, membaca literatur dan jurnal ilmiah dalam kurun waktu satu tahun, mereka kemudian menciptakan alat pendeteksi sumber air tersebut.
Baca juga: Alat Pendeteksi Sumber Air Ciptaan Siswa SMPN 1 Kayen Menangi Ajang Internasional
“Kita membuat alat ini dikarenakan di area kita, tentunya area Kayen dan khususnya area Desa Sumbersari cukup sulit mengebor untuk menemukan air di bawah tanah,” beber dia saat ditemui di SMPN 1 Kayen, Jumat (21/11/2025).
Menurut Madina, alat sederhana tanpa aliran listrik ini bisa dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti pipa PVC, laher motor, boks plastik, kawat tembaga, timah, mur dan baut, antena radio, pipa aluminium, pemberat besi, dan solatip.
“Jika ditotal, anggaran pembuatan satu Aquabi cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 300 ribu,” ungkap Madina.
Menurut siswa kelas IX itu, alat ini bisa mendeteksi keberadaan sumber air bawah tanah berdasarkan perubahan percepatan gaya gravitasi dengan kedalaman mencapai 100 meter. Tingkat akurasinya juga tak main-main yakni mencapai 96,09 persen atau rata-rata erornya hanya 3,91 persen dibandingkan pengukuran manual.
“Alat ini dapat membantu masyarakat menemukan lokasi sumber air dengan lebih akurat, mengurangi risiko gagal pengeboran, menekan biaya, dan mempercepat akses air bersih,” beber dia.
Baca juga: Bangga! Siswa MAN 1 Pati Raih Emas Lari 100 M tingkat Asia Tenggara
Untuk diketahui, ISIF merupakan ajang tahunan yang mempertemukan para pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Tahun ini, ISIF diikuti 300 tim dari 24 negara seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Turki, Rumania, Turkmenistan, Belanda, hingga Amerika Serikat.
Ajang itu melombakan bebagai kategori yaitu Mathematics, Physics Energy and Engineering, Life Science, Technology, Enviroment, Social Science, dan Education. SMPN 1 Kayen meraih medali emas dalam kategori Physics, Energy, and Engineering berkat temuan alat pendeteksi sumber air bernama Aquabi: Water Detector. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














