LINIKATA.COM, KUDUS – Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus, Jumat (21/11/2025). Kunjungan ini sekaligus menjadi ajang apresiasi atas komitmen RSI Sunan Kudus dalam mendukung transformasi mutu layanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS melalui adopsi teknologi.
Dalam kesempatan tersebut, Edwin Aristiawan menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk mewujudkan visi layanan BPJS Kesehatan yang Cepat, Mudah, dan Setara.
“Digitalisasi adalah kunci mendukung transformasi mutu layanan BPJS Kesehatan. Tanpa digitalisasi, tidak mungkin tercapai layanan yang cepat, mudah, dan setara. Itu utamanya,” ujar Edwin di sela-sela peninjauan.
Baca juga: BPJS Kesehatan Beri Apresiasi pada 110 Badan Usaha Paling Patuh Dukung Program JKN
Sebagai bentuk pengakuan, BPJS Kesehatan memberikan penghargaan “Bintang Tiga” kepada RSI Sunan Kudus. Edwin menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan bukan hanya karena keberhasilan implementasi teknologi, tetapi yang lebih penting adalah keberhasilan rumah sakit dalam mengubah pola pikir (mindset) dan budaya pelayanan menjadi lebih digital-friendly.
“Bintang tiga yang saya berikan ini adalah penghargaan atas jerih payah RSI Sunan Kudus. Yang tadinya ngantre lama dan harus datang pagi-pagi, sekarang tidak perlu lagi,” jelasnya.
Salah satu layanan digital yang disoroti adalah sistem antrean online yang telah diterapkan di RSI Sunan Kudus sejak 2020. Menurut Edwin, efektivitas layanan antrean online BPJS dapat mempersingkat waktu tunggu pasien secara signifikan, dari yang tadinya bisa mencapai 6 jam kini hanya menjadi 2 hingga 2,5 jam.
“Poin saya, antrean online ini untuk membiasakan orang supaya bisa memanfaatkan dan menghargai waktu,” tambahnya.
Edwin Aristiawan juga memaparkan data adopsi digital secara nasional. Saat ini, penggunaan aplikasi Mobile JKN telah mencapai 57 juta pengguna, melampaui aplikasi kesehatan lainnya di Indonesia. Sementara itu, kurang lebih 3.100 rumah sakit dan hampir seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sudah terkoneksi dengan sistem BPJS Kesehatan.
Untuk mendorong rumah sakit lain mengikuti jejak RSI Sunan Kudus, BPJS Kesehatan menerapkan konsep Gotong Royong Digital. Pihaknya memiliki Kepala Bagian IT di setiap wilayah yang siap memberikan asistensi dan pendampingan penuh secara gratis kepada rumah sakit yang ingin bertransformasi.
“Kita tidak membiarkan rumah sakit berjalan sendiri. Kita lakukan asistensi seperti belajar menyetir mobil. Sampai berhasil dan live (beroperasi). Jadi solusinya kita berikan secara gratis,” pungkas Edwin, berharap kolaborasi ini dapat memeratakan kualitas layanan kesehatan berbasis digital di seluruh Indonesia.
Baca juga: Warga Rembang Bisa Dapat layanan BPJS Kesehatan Gratis, Ini Alur dan Syarat Pengajuannya
Sementara Direktur RSI Sunan Kudus, Syaifudin, menyatakan bahwa layanan antrean online yang mereka sebut OMTA sudah diterapkan selama lima tahun, bahkan pihaknya memberikan subsidi 50 persen bagi pasien yang memanfaatkannya.
RSI Sunan Kudus sendiri terus berinovasi. Syaifudin memaparkan bahwa mereka kini mengadopsi Artificial Intelligence (AI) sebagai anti-fraud yang masih dalam tahap uji coba dan diharapkan dapat digunakan pada 2026. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














