LINIKATA.COM, PATI – Tingkat konsumsi yang tinggi membuat kuota solar di Kabupaten Pati tinggal 20 persen. Dari kuota 2025 sebesar 155.000 Kiloliter, kini tinggal sekitar 31.000 kiloliter. Kondisi ini sempat membuat antrean pembelian solar di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) cukup panjang.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Indyah Tri Astuti menuturkan, penggunaan solar di Kabupaten Pati sudah mencapai 80 persen dari kuota. Oleh sebab itu, penggunaan solar di Kabupaten Pati diupayakan mampu mencukupi hingga akhir 2025 ini.
“Memang pasokannya menipis karena kuota saat ini (2025) hampir (dipakai) 80 persen. Kita sudah koordinasi dengan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV dan semua SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), kini (kuota saat ini) kurang lebih 20 persen. Maka dari itu, BPH Migas untuk memenuhi kuota tahun ini, sebisa mungkin mengondisikan pasokan kita sampai akhir tahun untuk masyarakat di Pati,” ungkapnya saat ditemui, Senin (17/11/2025).
Baca juga: Siap-Siap! Polisi Gelar Operasi Candi di Pati Selama 14 Hari
Menurutnya, penggunaan solar dalam waktu dekat ini tinggi lantaran beberapa faktor, mulai dari pertanian dan transportasi. Di sektor pertanian, petani sedang membutuhkan solar untuk kebutuhan olah lahan. Sedangkan di sektor transportasi, banyak kendaraan dalam kota maupun luar kota yang mengisi bahan bakar solar di SPBU Kabupaten Pati.
“Kalau ada SPBU yang kekurangan solar, maka peningkatan kebutuhan tinggi karena pertanian seperti musim olah lahan dan tanam. Mungkin juga penipisan pasokan solar tahun ini karena Pati jalur Pantura (Pantai Utara), kita tidak menutup kemungkinan kendaraan luar kota lewat Pantura Pati agak tinggi, kemungkinan itu yang bisa memicu,” ucapnya.
Untuk antisipasi kejadian serupa di tahun depan, pihaknya akan mengusulkan kenaikan kuota sebanyak lima persen ke Pertamina. Jika tahun ini dapat 155.000 kiloliter, maka pihaknya mengusukan kenaikan menjadi sekitar 162.750 kiloliter.
“Kuota sudah diatur Pertamina agar ketersediaan (stok) cukup hingga akhir tahun. Kalau kami kemarin (2025) sekitar 155 ribu kiloliter, kalau di 2026 kemungkinan naik, kurang lebih 5 persen, masih di bawah 10 persen kita usulkan, tapi ketentuan dari BPH Migas sendiri,” jelas Indyah.
Baca juga: Venue Sepatu Roda Bakal Dibongkar, Ketua Perserosi Pati: Kita Latihan di Mana?
Indyah berharap masyarakat lebih bijak dalam mengatur penggunaan solar sesuai porsinya. Apalagi, di setiap kondisi ketika menjelang tahun berakhir, kuota solar mulai mengalami penipisan.
“Penggunaan solar sudah sesuai prosedurnya, maka dari itu pemakaian masyarakat Pati dalam hal penggunaan sesuai dengan porsinya. Dan, kuota kita setiap akhir tahun menipis, kami harap masyarakat Pati gunakan solar sesuai kebutuhan,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














