LINIKATA.COM, PATI – Sudah sepekan banjir menggenangi Desa Ketitangwetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Selain merendam ratusan rumah dan tempat ibadah, sekolah dasar (SD) juga ikut terdampak banjir tahunan tersebut. Imbasnya, para siswa terpaksa diliburkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Pantauan di lokasi, sekolah yang berada di tengah permukiman warga ini terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 75 sentimeter. Tampak semua ruangan kelas sudah kemasukan banjir.
Di sana, para guru, warga, dan siswa terlihat membersihkan ruangan kelas. Mereka menata bangku dan mengevakuasi barang-barang, seperti buku ke tempat lebih tinggi agar tak terkena air banjir.
Baca juga: Sempat Surut, Banjir di Ketitangwetan Pati Kembali Naik
Guru SD Ketitangwetan, Dian Sofiana, mengatakan, semua ruangan sekolah kemasukan air banjir, mulai dari ruangan kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, dan enam ruang kelas. Maka dari itu, pihaknya kemudian meliburkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak Senin (27/10/2025) kemarin.
“Akibat banjir, siswa kami diliburkan dulu. Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, karena air cukup tinggi,” beber dia saat ditemui di sekolah, Selasa (28/10/2025).
Menurut dia, banjir seperti ini terjadi hampir setiap tahun. Kondisi tersebut membuat proses belajar mengajar terganggu dan fasilitas sekolah cepat rusak. Bahkan, dia mengungkapkan, sekolah tersebut pernah kebanjiran 17 kali hanya dalam sebulan.
“Setiap tahunnya seperti ini. Bahkan pernah dalam satu bulan itu 17 kali banjir. Berarti sekolah 17 kali diliburkan gara-gara banjir,” beber Dian.
Baca juga: Ratusan Rumah di Ketitangwetan Pati Kebanjiran, Warga Minta Bantuan ke Presiden
Maka dari itu, pihak sekolah berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat memberikan perhatian, agar sekolah dapat ditinggikan dan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan normal tanpa terganggu banjir. Mengingat, hampir setiap tahun Desa Ketitangwetan kebanjiran.
“Harapan pihak sekolah kepinginnya ruangan itu ditinggikan supaya kalau ada banjir tidak terjadi seperti itu tiap bulannya,” harap dia. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














