LINIKATA.COM, PATI – Meski penumpang angkutan kota (angkot) makin sepi, tapi keberadaannya ternyata masih dibutuhkan oleh pelajar hingga pedagang. Mereka tetap bertahan di tengah gempuran kendaraan pribadi walaupun jumlah trayek dan jam operasional terus berkurang.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pati, Tony Romas Indriarsa, membeberkan, saat ini masih ada 211 unit angkot yang aktif beroperasi di 16 trayek. Menurut dia, yang masih aktif itu seperti Pati–Kaliampo, Pati–Trangkil, Pati–Juwana, dan Pati-Tlogowungu. Sementara satu trayek, yaitu Pati–Tayu, sudah tidak lagi beroperasi karena minim penumpang.
“Yang masih aktif itu sekarang jam operasionalnya terbatas, biasanya hanya pagi hingga sore atau awal malam,” ujarnya saat dihubungi awak media, Sabtu (11/10/2025).
Baca juga: Banyak Permintaan, tapi Pemkab Pati Baru Bisa Sediakan Satu Bus Sekolah
Menurutnya, aktivitas angkot paling ramai terjadi pada pagi hari, terutama di rute Pati–Tlogowungu yang banyak digunakan oleh pedagang. Ada juga pelajar di SMPN 4 Pati yang naik angkot.
“Kalau pagi itu ramai, karena pedagang ke pasar dan anak sekolah berangkat ataupun pulang. Tapi setelah siang, sudah sepi,” tambahnya.
Rata-rata angkot di Pati mampu mengangkut sekitar 10 penumpang, dengan tarif sekitar Rp4.000 hingga Rp5.000 per perjalanan tergantung jarak. Meski sederhana, tarif yang terjangkau inilah yang membuat sebagian warga masih bertahan menggunakan jasa angkot.
“Keunggulannya, ya karena murah dan masih bisa diandalkan untuk jarak dekat. Banyak pelajar dan pedagang yang masih memilih naik angkot,” jelasnya.
Dishub Kabupaten Pati akan terus mendorong agar seluruh armada angkot tetap layak jalan dengan melakukan uji KIR secara berkala.
Baca juga: Warga Keluhkan Beda Tinggi Jalan Kayen-Sukolilo yang Sedang Diperbaiki
“Kami tetap pantau uji kelayakan. Kalau tidak lulus, berarti tidak layak jalan. Keselamatan penumpang harus diutamakan,” tegasnya.
Meski kini sebagian besar masyarakat beralih ke sepeda motor, ia berharap keberadaan angkot tetap dipertahankan sebagai alternatif transportasi murah dan aman, khususnya bagi pelajar dan pedagang kecil yang menggantungkan mobilitasnya pada moda transportasi ini. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin
 
			 
                                
 
                                
 
							











