LINIKATA.COM, PATI – Destinasi wisata sejarah Pintu Gerbang Majapahit di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, tampak sepi pengunjung. Tak ada aktivitas berarti di objek plesiran yang berada di tengah perkampungan itu. Di sana, hanya ada satu penjaga yang sedang duduk di bangunan joglo.
Bangunan yang telah menjadi cagar budaya itu berada di sebuah bangunan yang tertutup. Wisatawan yang datang harus izin agar bisa masuk ke dalam. Di sana, pengunjung bisa mendapatkan penjelasan asal-usul pintu tersebut kepada penjaga.
Pintu gapura itu memiliki ukuran panjang 3 meter dengan tinggi 3 meter. Pada pintu itu terdapat relief yang menggambarkan perebutan tahta Kerajaan Majapahit.
Baca juga: Kamping dan Menikmati Kabut di Hutan Pinus Gunungsari Pati
Juru Pelihara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 10, Zaky Aftoni mengakui jika Pintu Gerbang Majapahit kurang diminati wisatawan. Alasannya pertama karena lokasinya yang kecil hingga kurangnya daya pendukung untuk menarik wisatawan datang.
“Kalau harapan itu kan, karena ini cagar budaya dan lingkungan juga kecil. Untuk menarik minat masyarakat dari luar kota atau anak sekolah sekarang semakin berkurang, kalau tidak ada tugas dari sekolah nggak mungkin ke sini. Soalnya anak sekarang pada cari tempat untuk berfoto,” ucapnya.
Makanya, dia berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati utnuk membuat destinasi wisata ini kembali diminati. Mengingat, pintu jadi saksi sejarah keturunan Sunan Muria di Pati.
“Harapan kami supaya dulu ini sejarah dari Pati supaya dapat turun temurun ke anak didik, anak cucu supaya bisa tahu sejarah,” harap dia. (Lk1)
Editor: Ahmad Muhlisin