LINIKATA.COM, REMBANG – Jumlah korban dugaan keracunan massal usai mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Kragan masih terus bertambah. Hingga Kamis (25/9/2025) siang, tercatat sudah ada 187 siswa yang tumbang.
Kepala Sekolah SMP N 1 Kragan, Dahlan Slamet, menyampaikan, sampai saat ini ada 14 siswa yang masih menjalani perawatan inap di empat Puskemas yang tersebar di dua kecamatan. Rinciannya, di Puskemas Kragan 1 ada 5 siswa, Puskesmas Kragan 2 ada 6 siswa, Puskesmas Sarang 1 ada 2 siswa dan Puskesmas Sarang 2 ada 1 siswa.
“Jadi pada Rabu kemarin, terkonfirmasi ada 173 siswa yang mengalami gejala keracunan. Untuk hari ini ada penambahan 14 siswa. Jadi total 187 siswa. Mereka dirawat di 4 Puskesmas di 2 kecamatan,” kata dia saat ditemui di kantornya, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: Siswa SMPN 1 Kragan Ogah Makan MBG Usai Keracunan: Trauma, Saya Kira Makanan Sehat
Dahlan mengungkapkan, hari ini pihaknya tidak lagi menerima distribusi MBG yang dibagikan di sekolahnya oleh penyedia atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Sesuai pemberitahuan dari SPPG Tanjungan sehubungan dengan kejadian kemarin, untuk sementara berhenti operasional sampai waktu yang belum ditentukan,” ungkapnya.
“Jadi hari ini kami pihak sekolah tidak mendapatkan distribusi MBG. Mungkin untuk sementara waktu,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Satgas MBG Kabupaten Rembang sekaligus Wakil Bupati, Muhammad Hanies Cholil Barro’ atau Gus Hanies, menegaskan bahwa tim gabungan dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah turun ke lapangan untuk melakukan penanganan sekaligus investigasi penyebab kejadian.
Baca juga: Satgas MBG Rembang Investigasi Penyebab Dugaan Keracunan di SMPN 1 Kragan
“Saat ini Dinas Kesehatan sudah mengambil sampel makanan untuk diteliti di laboratorium. Hasilnya akan menjadi dasar evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang,” jelasnya.
Selain itu, Pemkab Rembang akan meninjau ulang jenis menu yang diberikan. Beberapa jenis makanan, seperti buah potong segar yang mudah terkontaminasi, akan dievaluasi kembali agar sesuai dengan rekomendasi keamanan pangan. (LK8)
Editor: Ahmad Muhlisin