LINIKATA.COM, PATI – Ratusan massa yang tergabung dalam Masyarakat Pati Bersatu menggelar demonstrasi untuk menuntut Partai Gerindra segera memecat Sudewo di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Jumat (19/9/2025).
Masyarakat Pati Bersatu menolak aksi ini sebagai demo jilid II, karena fokus kali ini adalah mengawal Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo dan meminta Partai Gerindra memecat Sudewo dari kader partai.
Pantauan di lokasi, massa mulai berkumpul di sekitar Alun-Alun Pati mulai pukul 12.30 WIB. Mereka membawa berbagai atribut mulai sepanduk hingga tulisan-tulisan berisi berbagai tuntutan. Tulisan itu berupa, “Pansus Hak Angket Bukan Boneka Penguasa!”, Tangkap dan Adili Koruptor Bupati Pati = Sudewo, Pemimpin Arogan Pencuri yang Rakyat”, hingga “Tolak Campur Tangan Politik, Kawal Pansus Sampai Tuntas”.
Baca juga: Polresta Pati Kerahkan 1.200 Personel untuk Amankan Demo di DPRD Pati
Sekitar pukul 13.30 WIB massa mulai berjalan menuju depan Gedung DPRD Pati sambil meneriakkan berbagai yel-yel. Di pertigaan arah Gedung DPRD Pati, massa sempat diadang personel kepolisian. Setelah negoisasi, massa kemudian bisa menyampaikan tuntutan di depan gedung dewan.
Salah satu orator, Kristoni Duha menyebut aksi ini adalah aksi damai. Pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk aksi anarkisme. Dia juga meminta pihak kepolisan ikut memantau siapapun yang berusaha memancing kericuhan.
“Kita aksi damai. Pati cinta damai, bukan anarkis. Siapapun yang membuat kerusuhan, tangkap!” tegasnya.
Baca juga: Terbongkar di Pansus, Sudewo Tunjuk Timses dan Istri Riyoso Jadi Notaris Kopdes
Kristoni lantas meminta anggota DPRD Pati mengawal sampai tuntas jalannya Pansus Pemakzulan Bupati Pati Sudewo. Jangan sampai ada yang main mata dan menggembosi jalannya pansus.
Dia kemudian meminta Partai Gerindra segera memecat Sudewo dari kader partai. Dia juga menuntut Presiden Prabowo Subianto segera memerintahkan Sudewo untuk mengundurkan diri dari Bupati Pati.
“Sudewo tidak layak memimpin Kabupaten Pati. Setuju?!” teriaknya yang langsung disambut gemuruh lautan massa. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin