LINIKATA.COM, PATI – Polisi mendatangi rumah seorang pemuda berinisial Y yang mengajak warga membakar rumah Kapolresta Pati, Kombes Pol Jaka Wahyudi. Mendapat informasi dari masyarakat soal status WA itu, pihak kepolisian langsung mendatangi rumah pelaku untuk melakukan klarifikasi dan hasilnya sang pelaku minta maaf.
Video tangkapan layar ajakan provokasi dan permintaan maaf pelaku itu kemudian diunggah di akun Instagram Polresta Pati, pada Selasa (2/9/2025) malam. Video tersebut memperlihatkan ajakan Y untuk membakar rumah dinas Kapolresta Pati.
”Info A1. Besok sepertinya ada demo besar-besaran. Bakar rumah Kapolresta Pati,” tulis Y.
Baca juga: Antisipasi Ricuh, Polisi Jaga Ketat Rapat Pansus DPRD Pati
Dalam frame selanjutnya, memperlihatkan percakapan pesan Y dengan seseorang. Dalam percakapan tersebut terungkap motif Y mengajak membakar rumah Kapolresta Pati.
”Tren ngimbangi tanggane. Tak ada asap kalau tidak ada api,” kata dia.
Hal ini pun membuat pihak Polresta Pati bergerak. Sejumlah personel langsung mendatangi kediaman pemuda tersebut. Mereka mencoba mengklarifikasi kebenaran ajakan membakar rumah Kapolresta Pati ini.
Hingga akhirnya, Y meminta maaf kepada Kapolresta Pati dan pubik. Ia pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut.
”Saya mengaku bersalah dengan menuliskan status di WA yang provokatif dan bisa menimbulkan situasi tidak aman. Saya tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi. Saya mohon maaf dan tidak akan mengulangi lagi,” kata Y.
Ketika dikonfirmasi, Kasi Humas Polresta Pati Ipda Hafid Amin membenarkan unggahan tersebut. Ia mengaku kejadian itu terjadi sekitar dua hari yang lalu.
Baca juga: Gara-Gara Demo Ricuh, Wabup Pati Sampai Ditelepon Calon Investor
Menurut dia, provokator itu tidak ditangkap pihak kepolisian. Pihaknya hanya melakukan klarifikasi atas unggahan yang bersangkutan.
”Kejadian dua hari yang lalu. Tidak kami tangkap. Hanya klarifikasi aja,” ungkap Ipda Hafid.
Dirinya pun berharap kejadian ini tak terulang lagi karena unggahan provokatif bisa menimbulkan kerusuhan dan bisa merugikan banyak orang.
”Dia akhirnya minta maaf. Semoga ini bis buat pembelajaran yang lain juga,” tandas dia. (LK4)
Editor: Ahmad Muhlisin