LINIKATA.COM, PATI – Titik posko penggalangan donasi untuk demontrasi di Alun-Alun Pati pada 13 Agustus terus meluas, salah satunya di Kecamatan Tayu. Posko tersebut terletak di Barat pertigaan Tayu atau Selatan jembatan.
Sebelumnya, posko juga muncul di Kecamatan Gembong dan Margoyoso.
Pantauan di lokasi, ratusan kardus air mineral tampak menumpuk di posko tersebut. Di sana ada dua orang yang siap sedia menerima donasi warga yang datang silih berganti.
Salah satu penjaga, Hendro menjelaskan, posko ini dibuka usai viralnya insiden Plt Sekda Riyoso yang beradu mulut dengan warga saat upaya pembubaran paksa posko galang donasi di Alun-alun Pati, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Donasi Demo 13 Agustus Tembus 14 Ribu Kardus Air Mineral
”Kami membuat donasi ini karena terpanggil dengan adanya arogansi pejabat Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Pati. Kami tidak ada indikasi dengan orang suruhan, dari partai atau LSM. Ini berasal dari hati nurani agar pejabat tidak arogan,” ujar Hendro, Senin (11/8/2025).
Posko ini dibuka sejak Kamis (7/8/2025) lalu. Pihaknya menerima sejumlah logistik untuk demontrasi pada 13 Agustus 2025 mendatang. Hingga kini, sekitar 200 kardus air mineral telah terkumpul.
”Kami menerima dari masyarakat setempat. Kami tidak meminta dan memaksa. Ini dibuka sejak tiga hari yang lalu, sekitar Kamis usai adanya Pak Riyoso ramai-ramai kami buka. Sudah 200 dus-an. Selain air mineral juga ada roti, makanan ringan,” ungkap Hendro.
Menurutnya, posko ini buka 24 jam. Masyarakat yang berada di Eks Kawedanan Tayu pun dipersilahkan untuk mengirimkan donasi untuk logistik demo di Alun-alun Pati.
”Tomat dan telor busuk belum ada yang kirim. Tapi kami juga menerima tomat dan telor busuk. Jadi nanti yang demo dari Cluwak, Dukuhseti kami berhentikan untuk mengambil ini,” tegas dia.
Baca juga: Posko Donasi Demo 13 Agustus juga Muncul di Gembong
Dirinya berharap gerakan masyarakat yang dipicu dari tantangan Bupati Pati Sudewo ini membuat pejabat tidak bersifat arogan. Ia menilai sejumlah pejabat di Pemkab Pati beberapa kali bersikap arogan.
”Harapan saya bapak-bapak yang punya kedudukan jangan arogan. Kita terpanggil dari hati nurani ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Pati Sudewo menilai gerakan masyarakat ini tidak murni dari warga. Ia menduga aksi demo ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
”Saya menyimpulkan itu tidak murni berarti ada yang menunggangi. Itu kepentingan politik” kata Sudewo kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Pati, Jumat (8/8/2025) malam. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin