LINIKATA.COM, PATI – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, menyebut sektor perikanan di Kabupaten Pati bisa jadi pendukung program MBG. Mengingat, sektor tersebut mampu panen hingga ribuan ton dalam setahun.
Sektor Perikanan di Kabupaten Pati mampu produksi hingga ribuan ton setahun. Potensi ini disebut bisa jadi pendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Yandri mengungkapkan, selama ini Kabupaten Pati memiliki ikan nila salin hingga bandeng di sektor perikanan. Menurutnya, komoditas tersebut bisa terus dikembangkan.
Baca juga: Mendes Yandi Sebut Pati Akan Jadi Prioritas Program Unggulan Pemerintah
“Nila salin, bandeng, udang vaname itu sangat bagus. Itu potensi,” kata Yandri saat memberikan sambutan dalam kunjungannya di Pendapa Pati, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, sektor perikanan ini penting untuk terus dikembangkan, agar bisa mendukung program unggulan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yakni MBG.
“Produk di Pati sangat menggembirakan. Nila salin hingga bandeng itu bisa dimaksimalkan untuk bahan Makan Bergizi Gratis,” terangnya.
Pihaknya pun mendorong agar potensi perikanan ini dikelola dengan maksimal. Dengan demikian, dia berharap, pendapatan di sektor perikanan dapat meningkat.
“Mudah-mudahan di Pati akan lahir desa ekspor, sehingga pendapatan nelayan dan petani lebih besar,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Pati, Sudewo menilai potensi perikanan nila salin cukup besar. Ia menyebut ada ribuan hektare lahan tambak di Kabupaten Pati yang dijadikan tempat budi daya komoditas tersebut.
“Contoh nila salin potensinya besar sekali. 1800 hektare lebih yang dibudidayakan masyarakat itu sendiri,” terangnya.
Baca juga: Cek Beras Oplosan, Disdagperin Pati Malah Temukan Beras Tak Sesuai Takaran dan Tak Ada Izin Edar
Pihaknya pun berharap potensi ini mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat. Dengan demikian produksi ikan nila salin ini dapat meningkat.
“Dibantu oleh Menteri Desa dan KKP, soal pakannya, soal bagaimana budi daya supaya produksi bisa meningkat. Paling tidak 1 ekor minimal bisa 8 ons, kemudian marketing di nasional dan internasional akan dibantu,” sebutnya.
Sudewo membeberkan, produksi nila salin mencapai ribuan ton pada 2024 lalu. Menurutnya, ini merupakan angka yang besar dan bisa terus ditingkatkan.
“Produksi tahun 2024 itu mencapai 7.500 ton untuk ikan nila salin saja. Coba bayangkan ini besar sekali. Siklus panennya 1 tahun tiga kali. Tapi masih konvensional dalam menanganinya,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad MuhlisinÂ