LINIKATA.COM, PATI – Nelayan tradisional di sepanjang aliran Sungai Silugonggo mengeluhkan keberadaan eceng gondok yang semakin tak terkendali sejak ada Bendungan Karet di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.
Koordinator Nelayan Tradisional Juwana, Daman, mengatakan, gara-gara eceng gondok yang berada di aliran Sungai Juwana itu, ada ratusan nelayan tradisional di sejumlah desa di Kecamatan Juwana yang tidak bisa mencari melaut.
“Sekitar 150 perahu (tak bisa melaut). Khususnya di Desa Bumirejo, Bendar dan Kedungpancing,” ujar Daman, Jumat (4/7/2025).
Baca juga: Eceng Gondok “Penuhi” Sungai, Nelayan Tradisional Juwana Tak Bisa Melaut
Daman menyebut, setelah Bendung Karet beroperasi, eceng gondok kemudian menumpuk di lokasi, sehingga ketika hujan deras, tanaman itu langsung meluap ke bawah.
“Sebelumnya memang ada, tapi tidak sebanyak setelah Bendung Kembang Kempis aktif, ” ungkap Daman.
Dengan kondisi musim kemarau basah seperti ini, menurutnya hal itu bisa terjadi tiga sampai lima kali dalam sebulan. Akibatnya, eceng gondok yang terbawa arus aliran sungai, justru menghambat aktivitas nelayan untuk melaut.
Bahkan, dalam sebulan nelayan bisa sampai lima kali tidak melaut gara-gara ada eceng gondok tersebut. Ia menghitung 1 nelayan bisa kehilangan Rp200 ribu karena tak bisa mencari ikan di laut.
“Kerugian kalau musim kemarau basah paling tidak satu minggu lima kali tidak bisa melaut. Kalau dihitung nominal per harinya Rp200 ribu, itu 1 nelayan,” ungkapnya.
Baca juga: Dinkes Pati Angkat Suara Soal Penggantian Obat ARV Bikin ODHA Mual hingga Gatal-Gatal
Untuk itu, pihaknya berharap agar pemerintah bisa memberikan solusi, yakni supaya eceng gondok tersebut bisa dimanfaatkan, sehingga tidak mengganggu nelayan.
Bukan hanya itu saja, ia berharap ada manajemen atau pengaturan terkait dengan pembukaan Bendung Kembang Kempis tersebut.
“Paling tidak, pemerintah itu harus memfasilitasi. Supaya eceng gondok itu sebelum dilarutkan ke Utara (arah laut), agar pemerintah memberi solusi, agar sampah-sampah tersebut diangkut ke darat, ” ucapnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin