LINIKATA.COM, PATI – Ketua Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Pati, Timbul Hargiyanto, mengaku, pihaknya terlilit utang karena anggaran dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pati tidak cukup untuk biaya operasional. Pengakuan ini disampaikannya saat mengikuti audiensi dengan Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati di Ruang Rapat Paripurna, Jumat (20/6/2025).
Timbul mengatakan, anggaran Perpani tiap tahun hampir sama, yaitu Rp100 juta. Namun, anggaran itu bisa dibilang sangat minim, karena pihaknya memang butuh anggaran cukup besar untuk peralatan, latihan, hingga pengiriman atlet ke kejuaraan.
“Perpani sering mengikuti kejuaraan, seperti Sirkuit Jateng, Popda (Pekan Olahraga Pelajar Daerah), sampai Kejuaran Junior. Kalau tak mencari tambahan (anggaran), bagaimana bisa berjalan, mengikuti kejuaraan?” keluhnya.
Baca juga: 50 Pengkab Cabor Curhat Minimnya Anggaran pada Komisi D DPRD Pati
Menurutnya, tahun ini sedang mempersiapkan diri untuk Pra Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah. Kebutuhannya sangat banyak mulai dari beli peralatan, latihan, bayar pelatih dari luar daerah, hingga akomodasi atlet.
“Kita untuk Pra Porprov ada 20 atlet. Untuk beli anak panah saja itu sudah mahal, belum yang lain-lain,” ungkapnya.
Masalah makin pelik karena pihaknya harus mendatangkan pelatih dari luar karena dapat dibebani mempertahankan prestasi Porprov Jateng 2024 yang mendapatkan empat emas. Pelatih itu adalah Hendra Purnama yang bermain di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan pelatih Permadi yang sudah malang melintang di dunia panahan.
“Untuk mempertahankan prestasi tapi anggarannya minim. Jelas berat,” tegasnya.
Baca juga: Pencarian Atlet Bulu Tangkis Muda Tingkat Dunia dari Pati di Kejurkab Pesantenan Cup 2025
Makanya, pihaknya berharap dapat peningkatan anggaran dari sekarang Rp100 juta menjadi Rp200 juta, atau syukur-syukur dapat Rp250 juta.
“Itu bisa dikatakan cukup, karena selama ini keresahan kami memang di anggaran,” pungkasnya. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin