LINIKATA.COM, PATI – Setelah 20 tahun lamanya pergi, Raden Saleh kembali menginjakkan kaki di halaman rumahnya saat takbir Hari Raya Idulfitri berkumandang bersahut-sahutan. Momen yang Saleh pikir akan mengobati kerinduannya itu ternyata tak sesuai perkiraan.
Baru saja sejenak melepas rindu dengan saling meminta maaf bersama istri dan anaknya, putra sulungnya, Gunarto, ternyata tak terima dengan kehadirannya. Sang anak merasa Saleh jadi sumber kemalangan keluarganya.
Selama 20 tahun dia tak merasakan kebahagiaan. Bersama sang ibu, dia harus berjuang untuk hidup dan merelakan diri kehilangan waktu bermain demi bekerja membantu perekonomian keluarga. Makanya, saat melihat bapaknya itu, ia tak sudi menerima lelaki yang lupa akan keluarga, dan setelah renta baru muncul untuk dilayani. Lantas, ia pun meminta ibunya segera melupakan bayang-bayang masa lalu itu.
Baca juga: Fasilitas Sekolah Rakyat Ditargetkan Akhir Juni Kelar
Mendapat penolakan, sang ayah terpaksa harus pergi kembali. Deraian air mata dari ibu dan adik perempuannya, tidak membuat Gunarto melunak. Padahal ibu dan adik perempuannya telah memaafkan ayahnya.
Lantas pergilah adik perempuan menyusul kepergian ayah, bukan ayah yang didapati tetapi hanyalah pakaian dan kopiah lusuh di bawah sebuah jembatan. Ratapan tangis pada akhirnya juga menghanyutkan putra sulung dalam penyesalan. Sang ayah yang selama ini ditunggu pada akhirnya benar-benar meninggalkan mereka dan tidak akan pernah kembali lagi.
Naskah berjudul Ayahku Pulang karya Usmar Ismail ini sukses dipentaskan oleh Teater Ismi SMKN Jateng di Pati. Mereka tampil bagus dalam pentas produksi ke-6 di Aula sekolah, beberapa waktu lalu.
Sutradara Erza Dwi, merasa terharu atas pencapaian ini. Proses ini merupakan program wajib tahunan anggota Teater Ismi, sebelum libur akhir semester.
Baca juga: Temuan Fosil Gajah Purba Utuh di Patiayam, Lestari Bakal Buka untuk Wisata Edukasi
“Saya merasa pencapaian ini belum apa-apa, eksistensi itu perlu pada kelompok teater pelajar. Sebab, masih minimnya teater pelajar di Pati ini yang seperti ini. Saya mengharapkan Teater Ismi dapat istikamah dan terus berkarya dengan apa yang bisa dilakukan,” ungkapnya.
“Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat berharga bagi anggota Teater Ismi. Mereka semua baru belajar, mereka butuh evaluasi, sehingga ke depan harapannya bisa menghadirkan produksi lebih baik lagi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala SMKN Jateng di Pati, Suprapto, mengapresiasi penampilan siswa-siswi yang sukses tampil dan mengharapkan ke depan Teater Ismi terus eksis dalam menghadirkan produksi dengan tema-tema lain.
“Mereka sudah menampilkan yang terbaik, di produksi ke-6 judul ‘Ayahku Pulang’. Saya menyambut baik akan eksisnya Teater Ismi sampai titik ini yaitu sudah ke enam. Ke depan saya berharap terus terlaksana pentas-pentas semacam ini yang menjadi contoh baik dan motivasi siswa lain dalam berkarya. Sukses terus Teater Ismi SMKN Jateng di Pati.” ucapnya. (LK2)
Editor: Ahmad Muhlisin