LINIKATA.COM, KUDUS – Bagi Anda pecinta kuliner ikan laut, segarnya ikan barakuda dimasak pindang srani bisa jadi rekomendasi santap siang. Kuliner yang dimasak dadakan ini begitu segar dan kaya rempah sehingga siap menggoyang lidah siapa pun.
Kuliner ini memadukan aneka bumbu rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, serai, daun salam, daun jeruk yang diulek halus langsung direbus bersama ikan. Tak butuh waktu lama, ketika sudah mendidih, ikan sudah bisa disantap dengan sepiring nasi hangat atau panas.
Salah satu pembeli, Sutrisno, mengaku sengaja memilih pindang srani untuk santap siang karena rasanya yang segar. Dia mengaku baru pertama kali menikmati pindang srani dari ikan laut, biasanya ikan nila maupun gurame.
Baca juga: Nikmatnya Blekok Goreng, Kuliner Pati yang Tak Bisa Dijumpai Tiap Hari
“Enak mantap, satu porsi itu tadi ada ikan, ada tomat, terus serai, rempah-rempahnya mantap kerasa kuat. Rasanya segar,” kata Sutrisno, belum lama ini.
Pemilik Warung Makan Dapoer Gentong, Anif Farizi, mengaku, kuliner pindang srani biasanya identik masakan daerah pesisir seperti Jepara. Makanya, kuliner satu ini banyak digemari pelanggan kawasan di Pegunungan Muria Kudus, Jawa Tengah.
Pria yang kena PHK pabrik saat Covid-19 itu mengaku sengaja menyajikan secara dadakan agara para pelanggan dapat menikmati segarnya sajian ikan barakuda yang dimasak pindang srani.
“Andalannya saat ini pindah srani, kalau pindang srani terkenalnya, kan, di Jepara. Memang di sini masih awam, tapi banyak yang minat. Pindang srani itu masakan campuran rempah-rempah dengan ikannya ikan laut, ada barakuda kadang sendro tergantung ketersedian,” jelasnya.
Harganya pun cukup ramah di kantong, satu porsi ikan barakuda dimasak pindang srani cukup dengan Rp12.000. Bagi Anda yang datang ramai-ramai pun juga siap dimasakkan dengan porsi jumbo yang tentunya semakin worth it di kantong.
Bagi anda yang tertarik, sajian kuliner pindang srani bisa dijumpai di kawasan gerai kuliner pinggir Lapangan Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah. (LK5)
Editor: Ahmad Muhlisin