LINIKATA.COM, PATI – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati mencatat ada kenaikan jumlah laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pati. Meningkatkan kasus ini disebut karena para korban makin berani speak up (bersuara).
Kepala UPTD PPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati, Hartono, mengatakan, jumlah laporan pada tahun ini mencapai 113 kasus, atau naik dari tahun lalu sebanyak 81 kasus. Menurutnya, adanya kenaikan ini bukan pertanda buruk melainkan jadi tren bagus karena para korban makin berani untuk melaporkan tindak kekerasan.
“Maksudnya, yang kita tangani ada kenaikan bukan berarti tahun ini jelek karena kasus kekerasan ini seperti gunung es, artinya di permukaan ada (sedikit), di bawah permukaan bawah laut banyak,” terangnya saat ditemui di kantornya, Senin (29/12/2025).
Baca juga: Sampai Desember, Kekerasan pada Ibu dan Anak di Pati Capai 106 Kasus
Dari seratusan laporan kasus itu, kekerasan pada anak mendominasi terutama kejadian di lingkungan pendidikan. Kemudian, disusul Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“113 kasus yang sudah masuk ke kita dan sudah kita dampingi. Sesuai data kami paling tinggi kekerasan pada anak, kedua KDRT, ketiga kekerasan seksual pada perempuan,” ujar Hartono.
Ia menjelaskan, kasus kekerasan pada anak mencapai 25 persen. Sedangkan, kasus kekerasan di dalam rumah tangga 20 persen, sementara kejadian kekerasan pun terjadi di kalangan lainnya.
Kekerasan pada anak terjadi paling banyak di sekolah, mereka di antaranya menjadi korban dari teman sebaya bahkan tenaga pendidik. Selanjutnya, kekerasan pada hubungan rumah tangga juga terjadi di kalangan pasangan suami istri.
“Kekerasan anak itu ada di sekolah, rata-rata sekolah yang kita dampingi, pelaku ada dari temen, pacaran (anak-anak remaja SMP-SMA), tenaga pendidik ada. Yang kita dampingi selain korban ada saksi, kalau pelaku lain lagi, itu ranah Bapas (Balai Pemasyarakatan),” tuturnya.
Selain dampingi korban, UPTD PPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati juga mendampingi saksi yang melapor. Biasanya ada banyak laporan dari saksi terkait perkelahian maupun pelecehan seksual.
“Anak sebagai saksi berkelahi dan pelecehan seksual yang banyak, bahkan datanya lumayan, biasanya lebih dari satu. Mudah-mudahan harapan dari UPTD masyarakat tahu kalau ada kekerasan gimana langkahnya, ke mana lapornya harus tahu,” paparnya.
Baca juga: Miris! Kasus Kekerasan pada Anak di Pati Banyak Terjadi di Sekolah hingga Ponpes
Sebagai informasi, UPTD PPA Dinsos P3AKB Kabupaten Pati memiliki ranah menangani kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Pati. Pihaknya berkolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) maupun kepolisian dalam menangani kasus tersebut hingga tuntas.
“Di 2025 yang kita tangani lebih banyak mungkin ada keberhasilan sosialisasi masyarakat sehingga berani speak up. Harapan saya kesadaran berani lapor semakin tinggi karena ada beberapa rujukan kementerian juga ada,” ucap Hartono. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin














