LINIKATA.COM, KUDUS – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI) Abdul Mu’ti, melakukan kunjungan kerja ke SMK Negeri 1 Kudus, Selasa (7/10/2025). Saat bersamaan, meninjau pemanfaatan bantuan perangkat interactive flat panel (IFP) atau media pembelajaran interaktif.
“Bantuan ini bagian dari prioritas nasional Presiden dalam rangka mendorong digitalisasi pendidikan, dan peningkatan mutu pembelajaran” kata Mu’ti.
Pihaknya menegaskan, distribusi perangkat dilakukan secara selektif dan berbasis persetujuan sekolah. Artinya, hanya sekolah yang bersedia menerima dan siap memanfaatkan fasilitas digital ini yang akan mendapatkan perangkat tersebut.
Baca juga: Lestari Moerdijat Latih Guru di Kudus Gunakan Computational Thinking untuk Pembelajaran
“Semua sekolah pada akhirnya akan mendapat bantuan. Kecuali yang menolak,” tegasnya.
Soal kualitas, Mu’ti telah memastikan, saat belanja IFP itu langsung melihat proses produksi di pabrik, distribusi, hingga diterimanya perangkat oleh pihak sekolah. Setelah diterima, pihak sekolah menandatangani dokumen dan melampirkan bukti foto penerimaan.
Menurutnya, perangkat IFP tidak selalu membutuhkan jaringan internet. Konten pembelajaran juga dapat diunduh melalui kanal Ruang Murid dari Rumah Pendidikan.
“Jadi guru dan siswa tetap bisa belajar secara optimal, meskipun di wilayah dengan keterbatasan akses internet,” tuturnya.
Sementara Plt Kepala SMK Negeri 1 Kudus, Aries Budiyono menyebut, keberadaan media pembelajaran interaktif itu sangat membantu guru dan siswa, utamanya dalam proses belajar mengajar.
“Alhamdulillah kami mendapat bantuan dari Pak Menteri. Media interaktif ini mempermudah guru dalam mengajar, dan membuat siswa lebih mudah memahami materi” katanya.
Baca juga: Lestari Moerdijat dan Anak Muda Kudus Diskusi Buku Kisah Pembebasan Sandra di Filipina
Saat ini, perangkat tersebut sementara difokuskan penggunaannya di kelas XII untuk kegiatan pembelajaran utama. Menurutnya, pembelajaran dengan media digital membuat suasana kelas menjadi lebih menarik dan interaktif.
“Anak-anak sangat antusias. Mereka bisa langsung berinteraksi dengan materi pelajaran tanpa harus menulis terlalu banyak. Hasil pembelajaran juga bisa disimpan dan dibagikan melalui media sosial,” pungkasnya. (LK9)
Editor: Ahmad Muhlisin
 
			 
                                
 
                                
 
							











