LINIKATA.COM, PATI – Bupati Pati, Sudewo diberi waktu 14 hari untuk menutup semua tambang di Pegunungan Kendeng. Tuntutan ini disampaikan para petani saat menggelar demonstrasi memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati.
Menurut Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno, tuntutan ini sudah disampaikan kepada Bupati Pati Sudewo saat menggelar. Audiensi di tengah aksi demo di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati atau samping pendapa Kabupaten Pati, Rabu (24/9/2025).
Ia memaparkan, dalam audiensi tersebut pihaknya memberikan deadline 14 hari kepada Bupati Pati Sudewo untuk menutup semua tambang di Pegunungan Kendeng.
Baca juga: Peringati Hari Tani, Petani Pati Demo Tuntut Penutupan Tambang
”Kami berikan deadline kepada Pak Sudewo dalam waktu 14 hari ini kami menuntut penutupan tambang di wilayah pegunungan kendeng, terutama galian C di Pegunungan Sukolilo dan Kayen,” tutur dia.
Bila dalam kurun waktu 14 hari tersebut Bupati Pati Sudewo tak memenuhi tuntutan, pihaknya mengancam akan melakukan aksi serupa dan bakal terus menuntut Bupati Pati Sudewo.
”Kami minta ditutup itu kami punya argumentasi. Hasil Lingkungan Strategis dinilai valuasi ekonomi itu adanya tambang merugikan masyarakat Pati,” lanjut dia.
Menurutnya, dari 17 tambang galian C di Pegunungan Kendeng Pati, empat di antaranya legal. Namun, ia menilai tambang legal ini juga merusak lingkungan. Maka, pihaknya mendesak Bupati Pati Sudewo untuk juga menutup tambang tersebut.
”Ada 13 yang ilegal. Kami juga menuntut yang 4 izin ini juga dihentikan. Karena kerusakan begitu besar. pengeluaran izin juga harus bertanggungjawab. Karena izin yang keluar tidak sesuai dengan peruntukkan,” kata dia.
Ia pun menjabarkan kerugian dari aktivitas penambangan ini, yaitu Pati Selatan menjadi wilayah langganan banjir saat musim hujan dan mengalami kekeringan saat musim kemarau.
Baca juga: Sukolilo Bangkit Sesalkan Klaim Polresta Pati yang Sebut Tak Ada Tambang Ilegal
”Kerugian lingkungan, taruhlah rumah air. sekarang tidak bisa menyerap air sehingga terjadi kekeringan dan banjir. ini yang awalnya bisa nanam lima kali, ini dua saja sudah baik,” pungkasnya.
Sejumlah wartawan mencoba mewawancarai Bupati Pati Sudewo usai audiensi yang berjalan tertutup tersebut. Namun Sudewo tak keluar menghampiri wartawan. (LK1)
Editor: Ahmad Muhlisin