LINIKATA.COM, GROBOGAN – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang membeberkan telah terjadi 153 kecelakaan di perlintasan sebidang dalam kurun 2019 hingga Mei 2025. Dari jumlah tersebut, 87 kasus melibatkan kendaraan mobil dan 66 kasus melibatkan sepeda motor.
Kecelakaan lebih banyak terjadi di perlintasan sebidang yang tidak dijaga, yakni sebanyak 105 kejadian dibandingkan dengan 48 kejadian di perlintasan yang dijaga.
Dari kecelakaan tersebut, ada 139 korban dengan rincian, 74 orang meninggal dunia, 32 orang mengalami luka berat, dan 33 orang mengalami luka ringan. Untuk kasus orang tertempar kereta api di jalur rel hingga Juni 2025 tercatat sebanyak 90 kejadian.
Baca juga: Puncak Arus Balik Iduladha, Daop 4 Semarang Berangkatkan Puluhan Ribu Penumpang Kereta Api
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, menjelaskan, pihaknya terus berkomitmen meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, khususnya di area perlintasan sebidang yang masih menjadi titik rawan kecelakaan. Berbagai upaya preventif dan edukatif secara konsisten dilakukan untuk mengurangi potensi kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan raya dan perjalanan kereta api.
“Salah satunya sosialisasi di sekolah sebanyak 9 kali. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman sejak dini terkait bahaya melintas sembarangan di jalur rel. Mengingat, anak-anak dan remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan karena sering bermain atau melintas di area jalur kereta api tanpa pengawasan,” bebernya, Senin (16/6/2025).
Tak hanya itu, tindakan tegas berupa penutupan atau penyempitan 13 perlintasan sebidang liar dan rawan juga telah dilakukan oleh KAI Daop 4 Semarang sepanjang periode tersebut. Penutupan ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menutup akses ilegal yang kerap dimanfaatkan oleh warga dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
“Dengan penutupan ini, diharapkan perlintasan tidak resmi yang membahayakan dapat diminimalisir,” katanya. (LK5)
Editor: Ahmad Muhlisin