LINIKATA.COM, KUDUS – Perayaan Hari Raya Iduladha bagi Umat Islam di Kabupaten Kudus mayoritas identik dengan penyembelihan hewan kerbau. Siapa sangka, alasan tidak menyembelih sapi digantikan kerbau merupakan simbol toleransi ajaran Sunan Kudus yang turun temurun hingga saat ini untuk menghargai umat Hindu. Ramainya penjualan hewan kerbau ini bisa ditemui di pasar ternak di Kudus.
Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nur Hakim, menuturkan, dalam ajaran salah satu dari wali songo ketika syiar Islam zaman dulu menghormati pemeluk agama Hindu yang menganggap hewan sapi suci dan dipuja. Sehingga, momen penyembelihan hewan dipilihkan kerbau sebagai pengganti sapi. Itu terus berlangsung setiap kegiatan di Masjid Al-Aqsa Sunan Kudus hingga menyebar ke sejumlah tempat ibadah lainnya hingga sampai saat ini.
“Jadi kenapa kita sampai dengan saat ini pada saat kurban penyembelihan kerbau, ya, jadi sampai detik ini kita masih mengikuti atau melestarikan ajaran dari Sunan Kudus pada saat beliau menyebarkan agama Islam,” kata Denny Nur Hakim, belum lama ini.
Baca juga: 2 Kerbau Kurban di Mijen Demak Lepas dan Ngamuk, Lukai Warga Sampai Dilarikan ke Puskesmas
Salah satu warga Kudus yang juga panitia penyembelihan hewan kurban Mushola Al-Fithru Desa Pedawang, Ahmad Muhaimin, menyebut, hampir semua tempat ibadah di wilayahnya ketika penyembelihan kurban memilih kerbau dan kambing. Tentunya hal ini karena masih menjaga tradisi ajaran Sunan Kudus.
“Untuk menghormati perjuangan mbah Sunan Kudus karena waktu itu menghormati agama yang lain. Iya sini kerbau terus tidak pernah ada yang lainnya, di sini itu kerbau sama kambing lah,” jelasnya.
Tradisi tidak menyembelih sapi dan menggantikan dengan hewan kerbau yang masih melekat bagi masyarakat kota kretek tersebut, ternyata melekat pada sajian beraneka ragam kuliner mulai soto kerbau, pindang kerbau hingga satai kerbau yang merupakan makanan favorit khas Kota Kretek. (Razka)
Editor: Ahmad Muhlisin